Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Gerilya Relawan "Suka Haji Lulung"...

Kompas.com - 31/03/2016, 08:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

Kompas TV Menampung Aspirasi Masyarakat - AIMAN eps Gerilya Para Relawan

Giswar pun berharap Lulung bisa menjadi calon gubernur DKI. Sebagai relawan, dia akan berupaya maksimal agar Lulung bisa lebih dikenal masyarakat.

Namun, ia juga mengaku akan legowo jika akhirnya Lulung tidak bisa maju menjadi cagub.

"Kalau untuk itu Haji Lulung juga siap kalah dan siap menang kan. Biarlah kami para relawan yang punya strategi masing masing buat bujuk masyarakatnya," ujar Giswar.

Para relawan akan berupaya memenangkan Lulung dengan strategi gerilya. Melalui strategi itu, mereka akan mendatangi komunitas-komunitas kecil yang ada di tiap daerah di Jakarta.

Kemarin, lapangan di Rawa Buntu dibuat merah oleh para relawan "Suka Haji Lulung". Mereka mengenakan kaus berwarna merah yang memuat gambar karikatur Lulung.

Pesan Lulung

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana memberi sebuah pesan ketika meresmikan kelompok relawan "Suka Haji Lulung".

Kepada relawannya, dia meminta agar mereka tidak menbawa isu SARA ketika berhubungan dengan masyarakat sekitar. (Baca: Lulung: Jangan Lagi Ada Isu SARA).

"Demokrasi di Indonesia sudah selesai apalagi persoalan agama. Saya sampaikan ciptakan kerukunan umat beragama, jangan lagi ada isu SARA," ujar Lulung di lapangan Rawa Buntu, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).

Kelompok relawan Lulung memang bertugas untuk menjadi penghubung antara Lulung dengan masyarakat sekitar.

Mereka seolah menjadi duta Lulung di tengah masyarakat. Mereka akan menginformasikan kepada masyarakat yang ingin tahu mengenai program-program Lulung jika berhasil maju Pilkada DKI 2017.

Selain itu, mereka akan mempersiapkan kunjungan Lulung ke tengah masyarakat.

Lulung beranji akan rajin berdialog dengan tokoh masyarakat setempat dengan dibantu para relawannya.

Dalam melakukan semua itu, Lulung tidak ingin relawannya menyebarkan isu SARA.

Relawan juga dimintanya tidak mengganggu jika ada warga yang menentukan pilihan atas pertimbangan SARA.

"Tidak boleh ada lagi ada yang gunakan isu SARA dan biarkan kalau ada warga yang menuruti agamanya yang melarang memilih seiman, itu jangan dipermasalahkan. Kita juga tetap harus menghargai. Biar rakyat yang menentukan," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com