Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hari Tempati Rusun Rawa Bebek, Ini Kesan Warga Pasar Ikan

Kompas.com - 08/04/2016, 13:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga Pasar Ikan, di Penjaringan, Jakarta Utara, yang terkena relokasi sudah ada yang pindah ke Rusun Rawa Bebek.

Rusun yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, itu memang jadi salah satu tujuan relokasi warga. Beberapa yang menempati rusun ini merasa 'setengah hati' meninggalkan rumah lamanya.

Nurhayati (48) misalnya. Dua hari setelah menempati rusun tersebut, warga Pasar Ikan ini mengaku lebih enak tinggal di Pasar Ikan. Sebab, di Pasar Ikan merupakan rumah sendiri. Luas rumahnya pun lebih besar dibandingkan rusun yang saat ini ia tempati.

"Di sana enggak ada nyamuk, tapi kalau di sini banyak nyamuknya," kata Nurhayati saat ditemui di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (8/4/2016).

Selain itu, ia masih bingung karena tempat kerja menjadi semakin jauh. Ia mengaku bekerja di sebuah pabrik kaca di dekat Ancol.

"Kalau di Pasar Ikan, ke tempat kerja cuma 15 menit, kalau di sini mungkin saya mesti berangkat pukul 06.00," ujar Nurhayati.

Meski begitu, dia mengakui kondisi rusun cukup nyaman, berbeda dengan rumah semi permanennya di Pasar Ikan.

"Saya betah, bapaknya juga bilang, ya sudah betah-betahin di sini saja. Kebetulan punya anak yang kerja di Rawamangun, jadi dekat," ujar warga lantai 1 Blok A Rusun Rawa Bebek ini.

Yanti (37), warga Pasar Ikan yang juga sudah tinggal di rusun tersebut, mengungkapkan hal senada.

Yanti mengaku, warga Pasar Ikan sebenarnya tidak menolak dibongkar. Hanya, mereka meminta agar pembongkaran dilakukan sampai momen kenaikan sekolah.

Sebab, anaknya masih ada yang duduk di kelas X di sebuah STM di kawasan Pluit. Anak keduanya yang mengambil jurusan listrik itu terancam mengulang sekolah.

"Kalau pindah ke sini enggak ada jurusan yang sama kan mesti ngulang. Kalau tetap sekolah di sana, saya kasihan, anak saya perempuan, jauh bolak baliknya," ujar Yanti.

Yanti mengatakan, sesama warga Pasar Ikan sempat rapat, untuk meminta pemerintah menunda penggusuran sampai momen kenaikan kelas. Namun, penggusuran tak dapat ditunda lagi.

"Bukan enggak mau dibongkar, kita sempat rapat gimana supaya sampai nerima rapor sekolah saja. Tapi ya bapak Ahok yang terhormat tidak berkenan," ujar ibu tiga anak itu.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rawa Bebek Ani Suryani mengatakan, sudah 7 unit di rusun itu yang telah ditempati warga Pasar Ikan. Pihaknya menyediakan tiga tower bagi warga Pasar ikan, yakni Towe A, E, dan F sebanyak 375 unit.

"Yang sudah pindah ke sini 7 unit, satu unit satu KK. Tapi yang sudah naruh barang banyak. Di blok A sudah penuh, blok E setengah, blok F masih kosong," ujar Ani.

Setiap hari, warga Pasar Ikan masih terus datang untuk menempati tempat tinggal baru mereka tersebut. Dari 375 unit yang disediakan, sampai hari ini sudah 141 unit yang telah diundi bagi warga Pasar Ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com