"Pemimpin yang Gunakan Kata-kata Kasar Tak Pantas untuk Didengar"

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan PDI-P, Minggu (24/4/2016), seorang aktivis 98, Edysa Tarigan Girsang, menyindir gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Dari sisi culture, salah satu simbol budaya kita, hari ini seorang pejabat negara dengan mudah menggunakan kata-kata yang tidak elok, tidak pantaslah untuk didengar, jangankan anak-anak, orangtua pun tidak pantas mendengarnya," ujar Edysa di Kantor DPD PDI-P, Tebet, Jakarta Selatan.

Menurut Edysa, seharusnya seorang pemimpin dapat menjadi teladan bagi masyarakat. Hal itu salah satunya tercermin dalam tutur kata seorang pemimpin.

"Seharusnya pemimpin itu kan teladan dari segi sikap dan tindakan. Sebenar-benarnya apa pun, dalam hal ini pemerintah, tidak eloklah menggunakan kata kasar, memarahi bawahan saya di depan media kan," kata Edysa.

Oleh karena itu, jika nanti Edysa terpilih menjadi gubernur, hal pertama yang akan dia lakukan memperbaiki komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

"Yang pertama itu adalah komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Jadi sosialisasi atas sebuah kebijakan ini yang paling penting. Berbuat apapun nantinya kalau saya tidak bisa berkomunikasi dengan masyarakat, itu percuma, sia-sia, akan terjadi tabrakan antara masyarakat dan pemerintah," ungkap Edysa.