Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Buat Saya dan Pak Jokowi, Lebih Baik Punya Data Benar meski secara Politik Menyakitkan

Kompas.com - 01/05/2016, 15:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung keinginan Presiden RI Joko Widodo yang ingin semua pihak menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Ahok, sapaan Basuki, bercerita bahwa sejak Jokowi masih menjadi gubernur, Jokowi sudah sadar pentingnya data tentang warga yang akurat.

"Dari saya ikut beliau (Jokowi) jadi gubernur, beliau sadar betul yang paling penting adalah kita tahu siapa kita. Kita (harus) punya data yang benar, jangan ngaco-ngaco datanya."

"Bukan ngaco sebetulnya, tapi standar mengumpulkan data yang berbeda," ujar Ahok di rumah pribadinya di Kompleks Pantai Mutiara, Minggu (1/5/2016).

Sebagai contoh, dulu Jokowi dan Ahok menolak memakai standar garis kemiskinan sebanyak 2.500 kalori per hari.

Jika menggunakan standar tersebut, orang berpenghasilan Rp 500.000 per bulan masih dianggap tidak miskin. Imbasnya, mereka tidak berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Ahok mengatakan, dia dan Jokowi sepakat untuk menggunakan perhitungan kebutuhan hidup cukup. Ketika itu, Pemprov DKI juga meminta tolong kepada BPS untuk mendata.

BPS tidak hanya memasukkan orang yang berpenghasilan Rp 500.000 sebagai orang miskin, tetapi juga memasukkan data orang yang hampir miskin ke dalam data tersebut.

Dengan demikian, data warga miskin di Jakarta secara otomatis menjadi bertambah dari 3,8 persen menjadi 15 persen.

"Nah, itu waktu dulu Pak Jokowi dikritik orang. Baru jadi gubernur setahun saja orang miskinnya malah naik, bukannya turun. Itu karena kami mengganti standar penghitungan sebetulnya," ujar Ahok.

"Buat saya dengan Pak Jokowi, lebih baik kita punya data yang asli, benar, kriteria yang betul sekalipun secara politik menyakitkan. Tetapi, kami tahu sesungguhnya berapa orang miskin yang belum kami urus," ujar dia.

Hari ini petugas sensus BPS mendatangi rumah Ahok untuk mewawancarainya dalam rangka Sensus Ekonomi 2016.

Petugas BPS mendata Ahok dengan pertanyaan seputar usaha yang dimiliki oleh Ahok. Namun, Ahok menjawab bahwa dia tidak memiliki usaha selama dia menjadi gubernur.

Kompas TV Ahok: Ini Semua untuk Turunin Biaya Hidupmu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com