Pantauan Kompas.com, di depan ruang ujian pun banyak calo yang beraksi. Mereka bahkan terlihat berkomunikasi dengan petugas dalam untuk memuluskan pembuatan SIM "pelanggannya." Seorang petugas nampak memegang beberapa berkas pengajuan SIM.
Ilham selesai melakukan ujian tulis sekitar pukul 11.15 WIB. Dia diarahkan petugas menuju loket 5, tempat hasil ujian tulis dibagikan.
Setelah menunggu satu jam lebih, nama Ilham pun dipanggil. Ia dinyatakan gagal ujian tulis dan harus kembali mengulangnya dua pekan kemudian, yakni pada 16 Mei 2016.
"Susah sih kalau sendiri, padahal tadi pertanyaan gampang lho," kata Ilham.
Petugas di loket lima menyatakan peserta yang lolos adalah pemohon SIM yang dapat menjawab minimal 21 dari 30 pertanyaan yang diberikan. Jika kurang dari 21, pemohon SIM harus melakukan ujian tulis ulang.
"Nilai 21-30 berarti lulus ujian teori, silakan langsung ke lapangan praktik untuk melakukan ujian praktik. Bagi yang kurang dari 21, mengulang kembali tanggal 16 Mei," ujar petugas melalui pengeras suara.
Bagi yang lolos ujian tulis, pemohon SIM kemudian dipersilakan mengikuti ujian praktik mengemudikan motor bagi pemohon SIM C. Pemohon harus melewati lintasan zig-zag yang telah disiapkan tanpa menurunkan kaki.
Jika gagal, pemohon SIM tersebut pun harus mengulang ujian dua pekan kemudian. Barulah setelah dinyatakan lulus ujian tulis dan praktik, SIM pemohon tersebut dapat diterbitkan.
Dari proses yang harus dilalui dalam pembuatan SIM, tercatat setidaknya ada sembilan loket yang harus didatangi pemohon sampai SIM-nya bisa diterbitkan.
Loket tersebut antara lain loket pembelian formulir tes kesehatan, pembayaran biaya SIM, pengambilan formulir permohonan SIM, pembayaran asuransi, penyerahan formulir permohonan SIM, loket hasil ujian tulis, loket penyerahan hasil ujian tulis untuk mengikuti ujian praktik, loket hasil ujian praktik, dan loket pengambilan SIM.