Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Tuding Ahok Gunakan Uang Podomoro untuk Bayar Polisi dan TNI di Kalijodo

Kompas.com - 11/05/2016, 18:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), bakal calon gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra, memberikan pandangan positif dan negatif mengenai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Salah satu penilaian negatif tentang Ahok terkait dengan penggusuran di Kalijodo. Menurut Yusril, penggusuran di Kalijodo menggunakan dana kompensasi dari PT Agung Podomoro.

Dana itu, menurut dia, tanpa sepengetahuan DPRD DKI, dan digunakan untuk pembayaran uang makan bagi polisi dan tentara, serta sewa alat berat untuk penggusuran tersebut.

"Tidak masuk ke dalam sistem keuangan daerah, tetapi langsung dibayarkan untuk nambahin uang makan polisi, tentara, untuk nyewa traktor," kata Yusril di DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

Yusril mengatakan, hal tersebut menyalahi aturan dan merusak sistem bernegara.

"Karena kita punya undang-undang keuangan negara, kita punya sistem keuangan, punya undang-undang perbendaharaan negara, kita tidak mempunyai lagi anggaran non-budgeter seperti zaman Pak Harto dulu," ujar Yusril.

"Semua harus masuk ke sistem, baik APBN maupun APBD. Nah, ini harus ditertibkan," tambah Yusril.

Saat disampaikan bahwa Ahok membantah isu tersebut, Yusril menjawab santai.

"Biarin aja, itu kan hak dia," kata Yusril.

Seperti diberitakan, Ahok membantah isu bahwa penggusuran lokasi prostitusi Kalijodo didanai oleh PT Agung Podomoro Land.

"Itu kata siapa? Saya bingung kok bisa beredar isu," ujar Basuki atau Ahok, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu. (Baca: Ahok: Kata Siapa Penggusuran Kalijodo Didanai Agung Podomoro?)

Ahok juga membantah bahwa dana anggaran penertiban lokasi prostitusi Kalijodo berdasarkan kesepakatan dengan PT Agung Podomoro Land atas pemberian izin reklamasi. Ahok mengungkapkan bahwa izin reklamasi tersebut sudah diberikan sejak lama, jauh sebelum adanya penggusuran Kalijodo.

"Enggak benar itu, kemarin juga enggak ditanya pas diperiksa sama KPK," kata mantan Bupati Belitung Timur itu. (Baca: Ahok: Kemarin di KPK Enggak Ada Singgung Kalijodo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com