Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Belum Pastikan "Teman Ahok" Jadi Tim Suksesnya

Kompas.com - 27/05/2016, 10:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kandidat bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum memastikan relawan pendukungnya, "Teman Ahok", menjadi tim suksesnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Sebab, hingga kini, Basuki juga belum melihat data-data KTP yang telah terkumpul.

"Saya enggak tahu juga. Saya juga belum bicara sama mereka," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5/2016).

"Sekarang ini saja saya belum lihat, benar enggak sih mereka ngumpulin KTP. Saya belum lihat berkasnya lho, benar enggak sih mereka kumpulin (data KTP) sampai 800.000 sekian," kata Basuki.

Selain belum melihat laporannya, Basuki mengaku belum pernah menyambangi markas Teman Ahok di Graha Pejaten, Jakarta Selatan.

Di sisi lain, Basuki tak mengkhawatirkan penurunan pengumpulan data KTP. Biasanya, Teman Ahok bisa mengumpulkan hingga 7.500 data KTP per harinya. Kini, pengumpulan data KTP sekitar 5.000 per harinya.

"Saya lihatnya juga capek. Orang kan kita butuhnya (persyaratan pengumpulan data KTP) cuma 523.000. Tetapi, saya bilang, mereka harus kumpulin 1 juta (data) KTP, ya mereka yakin bisa kumpulin 1 juta (data KTP)," kata Basuki.

Basuki menegaskan akan maju lewat jalur independen berpasangan dengan Heru Budi Hartono melalui dukungan Teman Ahok. Basuki tidak ingin kepercayaan anak-anak muda yang tergabung di Teman Ahok menghilang.

"Jadi, sebetulnya kepercayaan saja itu yang penting gitu lho. Jadi, kepercayaan yang kita putuskan harus dibayar dengan harga dan saya bayar harga itu. Saya konsisten bayar harga sekarang. Kamu percaya sama saya. Saya percaya sama Anda," kata Basuki.

Kompas TV Ahok Putuskan Ikut "Teman Ahok"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com