Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Ahok-Heru di Luar Negeri Haruskah Pulang ke Jakarta Saat Verifikasi?

Kompas.com - 02/06/2016, 10:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, "Teman Ahok", tidak hanya mengumpulkan data KTP di Jakarta, tetapi juga warga DKI Jakarta yang tinggal di luar negeri, seperti Singapura dan Australia.

Warga DKI Jakarta di luar negeri juga banyak yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budihartono dalam Pilkada DKI 2017. Mereka ikut mengisi formulir dan menyerahkan fotokopi KTP mereka kepada Teman Ahok.

Lalu, bagaimana proses verifikasi faktual bagi pendukung Ahok-Heru di luar negeri itu?

Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Sumarno mengatakan, aturan mengenai verifikasi diatur dalam Peraturan KPU No 9 Tahun 2015 Pasal 23. Ditegaskan, petugas KPU DKI harus bertemu dengan warga pemberi data KTP saat melakukan verifikasi.

"Kalau sesuai aturan KPU, verifikasi faktual memang harus ketemu fisik dengan orangnya," ujar Sumarno kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2016).

Saat petugas KPU DKI tidak berhasil bertemu dengan orang yang akan diverifikasi di kediamannya, maka cara berikutnya adalah mengumpulkan warga.

KPU DKI akan meminta tim pasangan calon perseorangan untuk mengumpulkan pendukungnya di tempat tertentu. Kemudian, petugas verifikasi akan datang untuk melakukan verifikasi.

Cara berikutnya, jika belum semua warga pendukung Ahok dan Heru diverifikasi, KPU DKI akan meminta tim Ahok-Heru untuk menyuruh warga pendukung datang ke kantor Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk diverifikasi.

"Jika tidak datang setelah tiga kesempatan itu, ya dicoret dan dinyatakan tidak memenuhi syarat," ujar Sumarno.

Berdasarkan penjelasan Sumarno, maka warga DKI Jakarta di dalam maupun di luar negeri harus bertemu secara fisik dengan petugas KPU DKI agar bisa melakukan verifikasi. Jika tidak, maka data KTP yang diberikan tidak memenuhi syarat.

Kompas TV KTP untuk Ahok Capai Target
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com