JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan penanggung jawab (PJ) pengumpul kartu tanda penduduk (KTP) "Teman Ahok" yang mengaku curang mengaku merasa bersalah. Hal itu yang menyebabkan mereka membongkar kecurangan mereka.
Richard Sukarno, PJ pengumpul KTP di Kelapa Dua, membantah bila sakit hati. Hal itu dilakukannya karena merasa bertanggung jawab secara moral.
"Pembohongan semakin nyata dan kami merasa berdosa," kata Richard di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).
Richard merasa dididik dengan politik kebohongan. Ia juga membantah bila disebut pencitraan.
Dia juga tak senang disebut dengan relawan karena pada dasarnya dibayar oleh Teman Ahok.
"Ada yang bilang saya didompleng parpol. Saya ini murni," kata Richard.
Sementara itu, PJ pengumpul Teman Ahok lainnya, Paulus Romindo meminta maaf atas informasi dari Teman Ahok pusat. Menurut Paulus, tidak semua informasi terkait jumlah KTP benar.
"Apa yang dinyatakan Teman Ahok di pusat, mantan pimpinan kami, kami nyatakan bahwa tidak semuanya benar. Saya mau minta maaf kepada khususnya warga DKI atas informasi yang tidak semuanya benar yang disampaikan kawan kami di Pejaten," kata Paulus.
Paulus juga mengungkapkan pengakuannya praktik kecurangan pengumpulan ke publik karena takut dengan isu adanya aliran dana Rp 30 miliar ke Teman Ahok.
"Kami berani ungkap ini karena sudah berbicara dengan KPK. Kami takunya dilibatkan diklaim sama mereka. Tapi kami siap memberikan keterangan apabila dibutuhkan pihak berwenang," kata Paulus.
Menanggapi pengakuan ini, Teman Ahok akan memberi keterangan di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, pukul 15.00 WIB.