"Tahun 2013 saya pernah kirim surat ke Pak Jokowi untuk mohon keadilan, dan tahun 2014 juga saya kirim lagi tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan. Kalau di kelurahan saya pernah mengadu, tapi dibilang ini tanah Pak Muhadjir, urusan Pak Muhadjir sendiri," ujar dia.
Padahal, Muhadjir mengaku membuat sendiri saluran air di halaman rumahnya itu untuk menampung air limbah rumah tangga dari sejumlah permukiman warga sekitar.
Ia juga mengaku pernah membangun dua buah saluran air yang masuk ke lahan miliknya untuk terus ke arah RT berikutnya.
Omen (43), warga RT 07 RW 09 Pondok Labu, juga menyampaikan hal senada. Menurut Omen, pihak pengembang tidak membuat saluran air sendiri.
"Ini proyek mereka belum selesai, tapi lihat saja nanti kalau proyek mereka sudah jadi, jalan sudah di-hotmix semua, bakal lebih parah lagi. Karena air dari mereka semua bakalan ke sini," ujar Omen.
Beberapa tahun sebelumnya, kata Omen, warga sempat protes ke pengembang soal banjir ini.
Menurut dia, kondisi paling parah saat ini berada di permukiman di RT 11 RW 09. Lokasi itu kerap kebanjiran karena masalah ini dan karena masalah penyempitan saluran air di sana.
"Yang kasihan di sana, kalau banjir bisa sampai se-dada. Airnya dari sini," ujar Omen.
(Baca juga: Banjir 1 Meter, Hindari Kawasan Pondok Labu)
Ia pun berharap, pengembang membuat jalur air sendiri. Salah satunya, saluran air yang mengarah ke Kali Grogol di Pondok Labu.
"Jadi dibagi dua, jangan semuanya ke sini," ujar Omen.
Adapun pihak Kelurahan Pondok Labu belum dapat dikonfirmasi mengenai hal ini. Salah satu staf kelurahan menyatakan, lurah sedang mengikuti diklat.
Sementara itu, pihak Kecamatan Cilandak belum dapat dikonfirmasi karena camat sedang rapat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.