JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Polda Metro Jaya merasa tak nyaman lantaran banyaknya PokeStop di lingkungan Mapolda Metro Jaya.
Sebab, di Mapolda Metro Jaya banyak disimpan data-data rahasia milik pihak Kepolisian.
Dari penelusuran Aiman Witjaksono dalam episode "Kala Negara Melawan Pokemon" yang tayang di Kompas TV, Senin (15/8/2016) malam, terdapat sedikitnya tiga titik di lingkungan Mapolda Metro Jaya yang terdapat PokeStop.
(Baca juga: Wagub Djarot: Pokemon Go Itu "Proxy War" dari Negara Lain)
Tiga lokasi tersebut terdapat di depan Gedung Ditreskrimsus, di depan Gedung Utama Polda Metro Jaya, dan di landasan helikopter di atas Gedung Sabhara.
"Yang kami takutkan ada kepentingan seperti pembobolan berkas dan dokumen-dokumen penting. Ini yang berbahaya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.
Selain pembobolan dokumen, menurut Awi, hal yang tidak kalah penting untuk dikhawatirkan adalah adanya pihak yang memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memetakan kondisi Mapolda Metro Jaya.
Apalagi, di depan kantor Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto terdapat pula PokeStop.
Hal tersebut ditakutkan karena belakangan ini aksi teror menyasar ke markas-markas Kepolisian.
Salah satu contohnya adalah aksi teror yang terjadi di Mapolres Surakarta beberapa waktu yang lalu.
"Tentunya ancaman seperti ini kepada Kepolisian terkait aksi terorisme perlu kami waspadai, karena selama ini kan tujuan mereka bisa meledakan markas-markas Kepolisian," ucap dia.
(Baca juga: Main "Pokemon Go" Tengah Malam, Wanita Ini Jadi Korban Kekerasan Seksual)
Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, Polda Metro Jaya melakukan patroli siber selama 24 jam penuh.
Selain itu, Polda Metro Jaya akan menyurati perusahaan Niantic terkait banyaknya PokeStop di lingkungan Mapolda Metro Jaya.
"Kami akan bahas ini ke Kemenkominfo, terkait bahaya Pokemon Go bisa masuk ke markas polisi, tentunya kami akan pagari, jangan sampai nanti masuk ke jajaran seperti Polres dan Polsek," kata dia.
Menurut Awi, tidak menutup kemungkinan adanya oknum-oknum yang punya kepentingan menunggangi aplikasi tersebut untuk mengambil keuntungan sepihak.
Apalagi, permainan tersebut kini digandrungi masyarakat. "Kejahatan itu kan bayang-bayang peradaban. Misalnya begini, sekarang lagi ramai Pokemon Go, tentunya nanti mungkin pelaku kejahatan akan nebeng di aplikasi itu," ujarnya.