JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra sempat menaruh ketertarikan kepada Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo untuk diusung menjadi bakal calon wakil gubernur pendamping bakal calon gubernur DKI Sandiaga Uno.
Kemudian, rencana pencalonan Yoyok gagal karena dirinya enggan mengikuti uji kelayakan yang menjadi tahapan pencalonan dari Partai Gerindra.
Ditemui di Jakarta Barat, Yoyok mengatakan alasannya tidak mengikuti fit and proper test tersebut, yakni karena masalah etika. Yoyok mengatakan, tidak etis jika saat masih menjabat sebagai Bupati Batang, ia lalu ikut uji kelayakan sebagai kandidat bakal calon wakil gubernur DKI.
"Enggak etis, Mas, masa aku, bupati di-fit and proper toh. Aku punya rakyat Batang. Kalau diskusi anggaran, jangankan mereka (Gerindra), sampeyan tak datangi," ujar Yoyok, Rabu (14/9/2016).
Yoyok menyampaikan, image-nya sebagai Bupati Batang juga akan turun jika dirinya tidak lolos saat uji kelayakan yang dilakukan Gerindra. Selain Yoyok, dua figur yang menjadi kandidat pendamping Sandiaga dan telah melakukan uji kelayakan adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah serta Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sylviana Murni.
"Begitu giliran di-fit and proper, dari tiga, munculnya dua dan aku enggak layak, terus piye sampeyan (terus bagaimana). Kan ngawur namanya, he-he-he," ujar Yoyok. (Baca: Bupati Yoyok Ditarik-tarik Ibu Rumah Tangga agar Tidak Jadi Cawagub DKI)