Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Hakim MK: Kalau Gubernur Cuti 4 Bulan, Kapan APBD Disusun?

Kompas.com - 26/09/2016, 19:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Harjono, mempertanyakan penyusun rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) bila gubernur cuti karena berkampanye. Harjono merupakan ahli yang dihadirkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam permohonan soal cuti petahana selama kampanye Pilkada 2017.

Harjono menilai ketentuan cuti petahana selama masa kampanye dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilada tidak seimbang. Aturan itu ia anggap tidak memperhatikan kewajiban dan kewenangan strategis gubernur.

Padahal dalam aturan lama, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada, diberikan kesempatan kepada calon gubernur petahana untuk kepentingan strategis.

Menurutnya, harus ada pilihan bijak untuk cagub petahana. Salah satunya dengan memperhatikan pelayanan umum, maka cagub petahana diperbolehkan untuk cuti secara on-off.

Namun, bila tetap harus cuti, maka penyusunan RAPBD dianggap akan terhambat. Sebab, dalam ketentuan undang-undang pemerintah daerah, yang berhak menyusun RAPBD adalah gubernur. Sementara untuk wakil gubernur, tidak boleh menyusun bila belum dilantik.

"Sekarang ada plt (pelaksana tugas) gubernur. Plt dapat kewenangan dari siapa? Di Undang-Undang tidak ada," kata Harjono, di Gedung MK, Jakarta, Senin (26/9/2016).

Harjono menambahkan, jangan melihat persoalan cuti kampanye dari kepentingan individu. Menurut Harjono, ada kepentingan yang secara sistematik terganggu bila gubernur cuti selama masa kampanye.

"Ini kalau bicara gubernur, kepala daerah, maka gubernur berhak susun APBD. Kalau gubernur cuti empat bulan, kapan APBD disusun?" tegas Harjono.

Ahok mengajukan gugatan uji materi terhadap Pasal 70 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. UU tersebut menyoal cuti selama masa kampanye bagi petahana.

Kompas TV DPR RI: Jangan-jangan Ahok Kampanye Lewat MK? - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com