Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Lulung yang Kini Berseberangan dengan Kubunya

Kompas.com - 12/10/2016, 09:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta kubu Djan Faridz, Abraham Lunggana, kini menghadapi situasi yang bisa dikatakan pelik jelang Pemilihan Kepala Daerah 2017.

Setelah kepengurusan di partainya terpecah menjadi dua kubu, ia kini harus berseberangan dengan kubu yang selama ini didukungnya.

(Baca juga: Berbeda dari Partainya, Lulung Nyatakan Mendukung Agus-Sylviana)

Pria yang dikenal dengan sapaan Lulung ini menolak keputusan Djan Faridz yang mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. 

"Sampai hari ini saya masih konsisten sebagai lambang perlawanan terhadap Ahok," ujar dia Jumat (7/10/2016).

Lulung mengatakan, pada dasarnya, dia menghormati keputusan partainya. Namun, sebagai warga negara Indonesia, dia merasa memiliki hak politik.

Ia merasa berhak untuk membuat keputusan berbeda dengan keputusan partainya.

Ia pun menyatakan dukungannya untuk pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

(Baca juga: Sylviana: Lulung Tahu Kami Ingin Layani Masyarakat dengan Beretika)

Pasangan ini didukung empat partai politik, salah satunya PPP pimpinan Romahurmuziy. Kubu Romahurmuziy ini berseberangan dengan kubu Djan Faridz.

Situasi ini yang membuat kubu Romahurmuziy menawarkan agar Lulung bergabung dengan mereka. 

"Kami membuka pintu lebar-lebar untuk haji Lulung. Kami ajak kembali Lulung untuk lebih besar lagi PPP di DKI, pintunya terbuka," kata Sekjen PPP kubu Romy, Arsul Sani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Arsul menambahkan, PPP akan memberikan jabatan apa saja yang diminta Lulung, termasuk jabatan Ketua DPW DKI yang sekarang dipegang Lulung di kubu Djan.

Namun, Lulung menolak tawaran tersebut. Ia mengaku tidak pernah berniat meninggalkan kubu Djan Faridz.

"Saya tidak bermaksud untuk gabung dengan partai lain. Saya cuma beda pendapat dengan Pak Djan Faridz saja," ujar dia.

Lulung mengaku menghargai keputusan partainya yang mendukung pasangan Ahok-Djarot.

Kendati demikian, ia tetap menolak Ahok dengan alasan tidak ingin mengecewakan konstituennya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com