Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Ahok-Djarot, Anies-Sandi, dan Agus-Sylvi Atasi Kemacetan di Jakarta

Kompas.com - 14/10/2016, 14:05 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017 telah menyusun visi, misi, dan program kerja yang akan mereka jalankan apabila terpilih pada Pilkada 2017. Salah satu program yang disoroti ketiga pasangan bakal cagub-cawagub itu adalah soal kemacetan.

Secara garis besar, solusi yang mereka tawarkan untuk mengurai kemacetan Jakarta berkaitan erat dengan peningkatan sarana transportasi publik.

Berikut merupakan program tiga pasangan bakal cagub-cawagub itu dalam mengatasi kemacetan Jakarta sebagaimana dikutip dari situs Sistem Informasi Tahapan Pilkada (Sitap) di situs web KPU DKI Jakarta.

Ahok-Djarot

Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menyinggung masalah kemacetan dalam program “Penataan Kota: Mewujudkan Kota yang Semakin Nyaman bagi Warga”. Disebutkan, kemacetan dapat dikurangi dengan membangun rumah susun dan apartemen sewa murah.

Mereka akan membangun rumah susun yang terintegrasi dengan pasar tradisional, terminal, gelanggang olahraga (GOR), sekolah, dan waduk di berbagai lokasi di Jakarta yang diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah, dan membangun apartemen sewa murah di pusat kota yang terjangkau bagi warga kelas menengah untuk mengurangi kemacetan antarkota.

Soal kemacetan juga disinggung Ahok-Djarot dalam program “Optimalisasi Teknologi: Memaksimalkan Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pemda dan Kenyamanan Hidup Warga”.

Ahok-Djarot menyebutkan, kemacetan dapat diawasi dengan memasang CCTV di titik-titik yang rawan persoalan kota, salah satunya kemacetan. Program tersebut berbunyi, "Meningkatkan keamanan dan ketertiban kota dengan pengawasan terpadu melalui pemasangan 8.000 CCTV di titik-titik yang rawan persoalan kota (kriminalitas, kemacetan, genangan/banjir, tawuran, sampah, dll).

Sementara soal sarana transportasi untuk mengatasi kemacetan diuraikan Ahok-Djarot dalam program “Transportasi: Membebaskan Jakarta dari Kemacetan dengan Mendorong Perbaikan Transportasi Publik dan Pembatasan Penggunaan Kendaraan Pribadi”.

Rinciannya sebagai berikut:

1. Menyelesaikan pembangunan MRT Tahap 1 agar beroperasi di tahun 2019, memulai konstruksi Tahap 2 rute Bundaran HI - Ancol Timur sepanjang 13,5 kilometer di tahun 2019, dan konstruksi East-West Tahap 1 rute Ujung Menteng-Kembangan sepanjang 27 kilometer di tahun 2020.

2. Meningkatkan pelayanan transportasi bus dengan penambahan jumlah armada sebanyak 3.000 bus, penambahan rute transjakarta serta penerapan fleet management berbasis IT untuk mencapai 1 juta penumpang per hari.

3. Mengintegrasikan seluruh operator bus dalam transjakarta agar standar pengelolaan dan pelayanan bus di seluruh rute bisa bersaing dengan kota-kota maju di dunia serta bisa dievaluasi berkala dengan indikator yang terukur.

4. Peremajaan angkutan umum kecil (angkot) dengan bus sedang yang beroperasi di daerah permukiman padat penduduk dan terintegrasi dengan transjakarta.

5. Membangun jaringan 7 koridor LRT dalam kota sepanjang 110 kilometer, dimulai dengan rute Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 6 kilometer untuk Asian Games 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com