JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku mulai curiga mengapa dahulu sampah tidak pernah terangkut hingga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Pernyataan itu untuk mengomentari sempat adanya antrean truk masuk ke TPST Bantargebang yang mencapai 12 jam pada Minggu (16/10/2016). Pria yang biasa Ahok ini curiga sampah dulunya dibuang di hulu Sungai Ciliwung.
"Makanya di Ciliwung, di hulunya itu ada tempat pembuangan sampah. Jangan-jangan dulu ambil sampah, buangnya di hulu Ciliwung," ujar dia di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (17/10/2016).
Ahok meyakini kacaunya pengelolaan sampah baru terlihat setelah Pemerintah Provinsi DKI mengelola sendiri pengelolaan sampah di TPST Bantargebang dan mulai gencarnya pengangkutan sampah di sungai-sungai.
"Pas diambil alih semua, baru terasa truk kurang. Di lapangan juga kalau truk masuk kaget karena bawa 8.000-9.000 ton," ujar Ahok.
Ahok mengaku sudah menginstruksikan penyelidikan mengenai penyebab antrean truk pengangkut sampah hingga 12 jam itu. Ia berkeyakinan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menciptakan situasi tersebut. Tujuannya agar pengelolaan TPST Bantargebang kembali diserahkan ke swasta.
Ia menyamakan hal itu dengan kondisi saat Pemprov DKI memutus kontrak pengerukan kali dengan pihak swasta beberapa tahun silam.
"Dulu disuruh buang sampah, lumpur di kali, bilang apa? Enggak sanggup, Pak. Alat beratnya repot, Pak. Begitu ganti kepala dinas baru, lancar semua, kerjain sendiri," ucap Ahok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.