JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, menyampaikan pidato politik perdananya pada Minggu (30/10/2016).
Di hadapan ratusan relawan pendukungnya, Agus memaparkan berbagai janji serta sepuluh program unggulan yang akan dilaksanakannya bersama calon wakil gubernur, Sylviana Murni, jika menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saat menyampaikan pidato politiknya tersebut, terhitung empat kali Agus mengklarifikasi isu ataupun pemberitaan yang beredar luas di publik.
Pertama, saat Agus memaparkan program unggulan terkait pendidikan, yakni peningkatan pendidikan dan kesejahteraan guru. Salah satu contohnya dengan meningkatkan besaran Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Jika ada berita fitnah dan desas-desus kalau Agus dan Sylvi jadi gubernur dan wakil gubernur, KJP dihilangkan, itu tidak benar. Itu uang negara, itu hak rakyat yang harus diberikan dan Insya Allah akan kami tingkatkan lagi," kata Agus yang disambut sorak sorai pendukungnya.
KJP merupakan program yang digagas Joko Widodo saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. KJP adalah program pemberian jaminan pendidikan bagi peserta didik di Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta mengirim sejumlah uang kepada peserta didik melalui rekening Bank DKI. Dananya dapat digunakan untuk membeli peralatan sekolah, uang sekolah, dan lain-lain. Peserta didik tidak dapat menarik tunai uang KJP tersebut.
Bantah akan hapus KJS
Kedua, Agus memaparkan program unggulan di bidang kesehatan. Program itu salah satunya meliputi peningkatan besaran Kartu Jakarta Sehat (KJS). Lagi-lagi Agus mengklarifikasi isu yang menyebut bahwa dirinya akan menghilangkan program KJS, jika dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Beredar isu program KJS akan dihilangkan itu bohong. Program ini sudah diawali sejak lama, itu (program) pakai uang rakyat dan untuk rakyat, untuk apa kami hentikan? Kalau perlu kami tingkatkan nilainya," kata Agus.
Program KJS merupakan program Jokowi yang dilanjutkan oleh gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Hanya saja, kini program itu dilebur dengan BPJS Kesehatan.
Semua warga boleh menggunakan fasilitas jaminan kesehatan ini, asal mau dirawat di ruang kelas III.
Pertumbuhan ekonomi
Agus kembali mengklarifikasi isu yang berkembang terkait dirinya yang disebut tidak mendukung pertumbuhan ekonomi. Program unggulan yang diusung Agus dan Sylviana adalah peningkatkan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan stabilisasi harga.
"Ada yang bilang, Agus ini tidak peduli dengan peningkatan investasi, tidak pro pertumbuhan ekonomi dan investasi. Itu semua keliru dan bohong," kata Agus.
Kemudian dia memaparkan berbagai rencananya untuk meningkatkan investasi. Terutama untuk pangan, energi, dan air bersih. Kemudian, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta harus mampu menyerap anggaran secara maksimal dengan cara menjaga daya beli masyarakat dan stabilisasi harga, termasuk operasi pasar.
Sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam lima tahun ke depan adalah 6,7 persen.
"Insya Allah kita bisa, harus bisa. Together we are strong, together we can," kata Agus.
Bantah akan bubarkan "pasukan oranye"
Terakhir, Agus juga sempat mengklarifikasi pemberitaan yang menyebut dirinya beserta Sylviana akan menghilangkan program pasukan oranye.
Pasukan oranye merupakan petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) serta pekerja harian lepas (PHL) dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Dia mengatakan, perkuatan dan pemberdayaan pasukan oranye menjadi salah satu program unggulan Agus-Sylviana.
"Lagi-lagi dikatakan isu pasukan oranye akan dibubarkan, itu tidak benar. Sampaikan semua itu kepada semua pasukan oranye, sahabat kita semua, itu enggak benar," kata Agus.
Putra sulung Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono itu mengapresiasi keberadaan pasukan oranye yang telah membuat Jakarta menjadi lebih bersih.
Selain lingkungan, kali-kali di Jakarta juga kini lebih bersih berkat jasa pasukan oranye.
"Justru mereka (pasukan oranye) harus diapresiasi dan ditingkatkan kesejahteraannya," kata Agus.
(Baca: Ini 10 Program Unggulan Agus-Sylviana untuk DKI Jakarta)