Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KUA-PPAS DKI Jakarta 2017 Mencapai Rp 70,28 Triliun

Kompas.com - 22/11/2016, 15:58 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta sudah menyepakati besar Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2017.

Nilai KUA-PPAS DKI 2017 adalah sebesar Rp 70,28 triliun.

"Artinya komitmen antara eksekutif dan legislatif sudah ada, program sudah jelas, lokasi kegiatan jelas, uangnya sudah jelas," ujar Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/11/2016).

Adapun, nilai KUA-PPAS DKI 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp 7,37 triliun atau sebesar 11,73 persen dibandingkan dengan APBD Perubahan DKI 2016.

APBD-P DKI 2016 ditetapkan sebesar Rp 62,91 triliun. Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk tahun anggaran 2017 adalah sebesar Rp 41,46 triliun.

Nilai ini meningkat 6,54 persen dari nilai PAD di APBD-P DKI 2016 sebesar Rp 57,16 triliun. Dana perimbangan di tahun anggaran 2017 juga meningkat 16,73 persen menjadi sebesar Rp 18,86 triliun.

Pada APBD-P DKI 2016, dana perimbangan sebesar Rp 15,99 triliun.

"Yang juga penting kalau mau disorot adalah belanja tidak langsung sebesar Rp 28,12 triliun, Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) sebesar Rp 5,70 triliun, dan pinjaman MRT sebesar Rp 3,68 triliun," ujar Soni.

(Baca: Ahok Mewanti-wanti Sekda DKI agar Tak Ubah KUA-PPAS 2017)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com