Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Sekolah Menunggak Biaya Listrik, Ahok Nilai Kepsek-nya Perlu Diperiksa

Kompas.com - 23/11/2016, 13:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama menganggap adanya tunggakan tagihan listrik di 26 sekolah di Jakarta merupakan kelalaian dari kepala sekolah.

Ia menganggap adanya tunggakan tersebut karena ketidakpahaman kepala sekolah mengenai sistem yang kini diterapkan di Pemerintah Provinsi DKI.

"Harusnya kepala sekolah yang diperiksa, ada apa," kata dia saat ditemui di rumah relawan kampanye, di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).

(Baca juga: Cegah Listrik di Sekolah Padam Lagi, DKI Akan Buat MoU dengan PLN)

Ahok menyatakan, Pemprov DKI kini menerapkan sistem debet dalam setiap transaksi, termasuk dalam pembayaran tagihan listrik.

Untuk pembayaran listrik di sekolah, ia menilai kepala sekolah seharusnya tinggal datang ke Bank DKI dengan menyertakan surat pernyataan dan tagihan tanpa perlu menarik uang.

Setelah itu, ujar Ahok, nantinya tagihan secara otomatis akan dibayarkan lewat penarikan saldo di rekening Pemprov DKI.

"Sudah saya minta semua sekolah itu pindah buku, over-debet istilahnya. Jadi semua bank itu enggak boleh transaksi tunai sebenarnya. Harusnya tinggal membuat pernyataan di bank, langsung potong," ujar Ahok.

(Baca juga: Dinas Pendidikan DKI Akui Lalai sehingga Listrik di 26 Sekolah Diputus)

Ada 26 sekolah yang aliran listriknya diputus oleh Perusahaan Listrik Negara. Total tunggakan listrik di 26 sekolah itu diketahui mencapai Rp 3 miliar.

Dinas Pendidikan DKI menyatakan, penyebab tunggakan listrik adalah kelalaian saat penyusunan anggaran. 

Sebab, anggaran untuk membayar biaya listrik tidak dimasukkan pada APBD DKI 2016 dan baru dimasukan pada APBD Perubahan DKI 2016.

(Baca juga: Sumarsono Sayangkan PLN yang Langsung Matikan Listrik Sekolah)

Akhirnya, pembayaran listrik pun menunggak hingga 10 bulan. PLN sempat memutus aliran listrik sekolah. Hal ini mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar.

Sebab, sejumlah peralatan sekolah beroperasi menggunakan listrik, seperti lampu, proyektor, kipas dan AC, absensi murid dan guru, air untuk kamar mandi, dan bel sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com