Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasaran, Ahok Panjat Tembok yang Dikeluhkan Warga sebagai Penyebab Banjir

Kompas.com - 01/12/2016, 18:07 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, melakukan aksi di luar dugaan saat mengunjungi kawasan Taman Anggrek dan RW 07 Kampung Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2016).

Ahok memanjat pagar tembok pembatas kali. Ia penasaran lantaran warga mengeluhkan soal tembok yang menurut warga menjadi penyebab banjir itu.

Ini pertama kalinya Ahok memanjat tembok saat blusukan. Ia tampak hati-hati saat memanjat tembok tersebut.

Tak ada tangga untuk menaiki tembok itu. Ahok melihat ke bawah sambil memegang bagian atas tembok.

Mantan Bupati BelitungTimur ini tampak berbicara dengan warga saat memanjat tembok. Tak jelas apa yang dibicarakan Ahok dengan warga tersebut.

"(Kondisi kalinya) dangkal dan sempit," kata Ahok kepada wartawan yang meliput di bawah.

(Baca juga: "Pak Ahok, Kavling Saya Sering Kebanjiran sampai Tenggelam")

Ahok kembali berjalan dan menuju ke lokasi selanjutnya. Ia kembali diajak untuk melihat pembatas kali tersebut. Kali ini, ia diperlihatkan tembok penghalang aliran kali.

"Itu ada tembok dari pabrik, Pak. Jadi, alirannya dialihkan dan berimbas ke kavling tanaman hias warga," kata salah seorang penjual.

"Pabrik apa?" tanya Ahok.

"Saya enggak tahu apa," kata penjual.

"Harusnya enggak seperti ini kan," kata Ahok lagi.

Kemudian, Ahok diajak oleh salah satu warga di RT 07/07, Kebagusan, untuk melihat kali yang kerap membuat banjir permukimannya. Di tempat ini, Ahok kembali melakukan aksi nekat.

Ia menaiki tangga untuk melihat kali yang dibatasi tembok setinggi lima meter itu. Ahok tampak mengambil foto kali tersebut.

Dari bawah, salah seorang warga mengatakan bahwa aliran kali tersebut dibelokkan oleh pemilik bangunan ke belakang permukiman warga.

Ahok pun tampak kesal. "Makanya, dia belokin sendiri. Ini bagus ditembokin, tetapi orang-orang ini bagaimana buang airnya?" kata Ahok. 

"Semua turun masuk ke sini. Dia (tembok) kalau di kasih lubang, semua turun masuk ke sini. Orang ini lembah kok," kata Ahok.

(Baca juga: Semringah Senyum Ahok Lihat Anggrek...)

Menurut dia, kondisi ini terjadi karena ada masalah terkait izin mendirikan bangunan (IMB). Ahok menduga, saat memberikan IMB, pemerintah tak memikirkan pembuangan air kampung.

"Kamu hitung nih. Ini kan lembah. Kalau air banyak datang, mau lari ke mana?" kata dia.

Ahok pun berencana untuk meminta nomor kontak pemilik lahan di pinggir kali agar bisa membeli lahan lapang tersebut sehingga bisa dibikin sumur resapan untuk menanggulangi banjir di Jakarta.

Kompas TV Cepatnya Penanganan Kasus Ahok Karena Desakan? (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com