Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbangan Dana Kampanye Tiga Paslon Sudah Dilaporkan ke KPU DKI

Kompas.com - 21/12/2016, 09:02 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Kompas TV Tawuran Opini Di Media Sosial- Satu Meja

 

Anies-Sandi

Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno melaporkan sumbangan dana kampanye sebanyak Rp 35,6 miliar. Bendahara umum tim pemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Satrio Dimas Aditiyo menyatakan, sumbangan tersebut berasal dari calon sendiri dan partai politik pengusung Anies-Sandi.

Rinciannya Partai Gerindra Rp 750 juta dan Partai PKS Rp 350 juta. Anies menyumbang Rp 400 juta dan Sandi menyumbang Rp 34 milar lebih.

Satrio mengakui, Sandi memang menjadi penyumbang terbanyak dana kampanye itu. Selain itu, pihaknya belum menerima sumbangan dari relawan ataupun perusahaan.

"Belum ada, baru internal partai dan calon membiayai kampanye sendiri," kata Satrio.

Ia menyatakan, pihaknya tidak menutup diri jika ada pihak yang mau menyumbang dana kampanye untuk Anies-Sandi.

"Insya Allah akan ada bantuan dari pihak luar. Kami melihat antusiasme masyarakat masih tinggi. Jadi kami tidak menutup kemungkinan ada sumbangan dari luar," ujar Satrio.

Diaduit KPU

Komisioner KPU DKI Bidang Pencalonan dan Kampanye, Dahliah Umar, mengatakan, pihaknya sedang mengaduit dokumen sumbangan dana kampanye tiga pasangan calon tersebut. KPU DKI mengaudit misalnya, seluruh formulir data-data, nama-nama penyumbang, serta surat pernyataan penyumbang dan data-data lainnya, apakah sudah sesuai atau tidak dengan ketentuan.

"Karenanya kami sedang memverifikasi dan menghitung. Sesuaikah data-data antara transaksi di rekening dan nama-nama penyumbang, dengan data surat pernyataan," kata Dahliah, Selasa malam.

Menurut Dahliah, data laporan sumbangan dana kampanye dari tiga pasangan calon tersebut diterima apa adanya oleh KPU DKI. Jika ada pasangan calon yang hendak melengkapi bisa menyusul kemudian.

"Kalau ada kekurangan mereka bisa melengkapi pada laporan berikutnya," kata Dahliah.

Audit oleh KPU itu sifatnya hanya untuk mengetahui berapa banyak dokumen yang diterima hari ini, lalu dituangkan dalam tanda terima laporan dana kampanye. Nantinya, KPU DKI akan menggunakan pula jasa auditor untuk memverifikasi.

"Auditorlah yang kemudian akan memeriksa dan memverifikasi, kalau memang jumlahnya sesuai dengan yang dilaporkan, maka akan kami catat angkanya di situ," kata Dahliah.

Pihaknya menyatakan, hasil audit KPU DKI akan diumumkan di website KPU DKI segera setelah setelah dihitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com