Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Kelurahan Johar Baru Bantah Ada "Permainan" dalam Seleksi PPSU

Kompas.com - 18/01/2017, 08:10 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - “Sampai merinding saya nih,” kata Partahian Sinaga sambil menunjukkan bulu roma di tangan kanannya yang berdiri.

Partahaian mengatakan hal itu saat menanggapi tudingan soal "permainan" di balik perekrutan pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau "pasukan oranye" di Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).

Partahian merupakan Kasie Ekonomi Pembangunan dan Kebersihan Lingkungan Hidup Kelurahan Johar Baru. Dia membawahi langsung PPSU.

Bagi Partahian, tudingan isu permainan perekrutan pekerjan harian lepas (PHL), kini dilebur PPSU, tak masuk akal. Dia mengatakan, tak mungkin memotong kesempatan seseorang yang membutuhkan kerja hanya karena untuk kepentingan pribadi. Dia dan rekan-rekan kerjanya di Pemprov DKI Jakarta sudah merasa cukup dengan gaji mereka.

"Kalau cuma, mohon maaf juga, kalau masih mengutit, maaf aja, dia (PPSU) aja orang susah, justru kami mengangkat derajat dia semua. Sampai merinding saya nih,” kata Partahian  kepada Kompas.com di Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa.

Dia mengaku tak tega memperlakukan calon PPSU. Justru, kata dia, pihak kelurahan mencari cara agar kehidupan perekonomian mereka terangkat.

"Jangan sampai orangnya gak punya, kami ngutit (potong) lagi,” kata dia.

Dia mengatakan bahwa ada resiko sanksi administratif dan hukum bila berbuat curang dalam perekrutan PPSU. Apalagi, saat ini Pemerintah Republik Indonesia tengah gencar menggaungkan sapu bersih (saber) pungutan liar (pungli).

Sebagai aparat Pemprov DKI Jakarta, dia mengatakan sudah memahami betul resiko tersebut.

“Kami kan punya keluarga dong, nggak mungkin korbankan (keluarga) karena (pungli) Rp 100,” kata dia.

Karena itu, dia membantah keras pihaknya telah bermain curang dan memecat belasan PHL di Kelurahan Johar Baru tanpa penjelasan. Menurut Partahian, para mantan PHL itu tidak lolos seleksi untuk menjadi PPSU.

Untuk menjadi PPSU, perlu melalui seleksi. Para mantan PHL yang mengaku dipecat itu, kata Partahian, mengikuti seleksi PPSU pada akhir 2016. Proses seleksi mulai tanggal 28 November 2016 hingga 28 Desember 2016.

Ada sekitar 240-an orang yang mengikuti seleksi dan yang diterima hanya 70 orang.

Menurut dia, pihak Kelurahan Johar Baru tidak melakukan seleksi sendiri. Seleksi dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Barang Jasa (PPBJ), Wasingthon Sahala Siagian, yang lebih dulu ditunjuk.

Penunjukkan itu sesuai dengan Pergub DKI Jakarta Nomor 212Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaaan Penyediaan Jasa Lainnya Orang Perorangan. Penunjukan Wasingthon lantaran dianggap berkompeten dan memiliki sertifikat khusus.

Wasingthon juga bekerja di Suku Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Jakarta Pusat. Tim PPBJ itu memiliki 10 orang untuk membantu proses seleksi.

Partahian mengatakan, pihak Kelurahan Johar Baru tak ikut campur dalam mekanisme penyeleksian. Sesuai dengan Pergub soal Pengadaan Barang dan Jasa itu, diperlukan sejumlah tahap seleksi yang harus dilalui, seperti seleksi administrasi, kompetensi, dan kemampuan fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com