Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan yang Tersimpan di Balik Pembangunan RPTRA Tanjung Duren Utara

Kompas.com - 19/01/2017, 15:12 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Rencana ini seolah membakar semangat warga. Sebagian warga menyumbang material untuk pembangunan, sebagian lainnya menyumbang tenaga. Mereka bergotong-royong mewujudkan rencana membangun lahan tersebut.

“Kalau diakumulasi, habisnya bisa sampai ratusan juta. Saya ingat pengeluaran untuk air mancur saja mencapai Rp 30 juta,” imbuh Suzanto.

Tahap demi tahap bangunan mereka lewati hingga akhirnya pada 2009 pembangunan selesai. Jerih payah ini menumbuhkan kebanggaan bagi warga.

Jadi RPTRA

Bertahun-tahun warga menikmati ruang publik tersebut. Hingga pada pertengahan 2016, warga dikejutkan dengan rencana pemerintah daerah (Pemda) untuk membangun RPTRA di lahan tersebut. Ia dan warga, waktu itu diundang ke kantor kecamatan oleh suku dinas perumahan.

“Sifatnya pemberitahuan, bukan dialog. Bagaimana kami bisa berargumentasi mempertahankan aset warga?” ujarnya.

Pada 22 Agustus 2016, berita acara serah terima lahan itu diterima Suzanto. Saat pengukuran, dikatakan bahwa ruang pertemuan yang di dalamnya terdapat PAUD, ruang PKK, dan posyandu kesehatan balita dan lansia tak akan dibongkar.


Namun, kenyataannya berkata lain. Pihak suku dinas perumahan meminta semua bangunan yang ada di lokasi Taman Rambutan itu dibongkar.

“Tidak konsisten,” ucapnya.

Kemudian, diterbitkanlah surat izin pembongkaran bangunan pada September 2016. Isinya, mereka diberikan batas waktu 7 hari untuk memindahkan barang.

“Pedih hati kami membacanya. Terbayang kembali bagaimana gotong-royong waktu itu. Di sini tempat kami berkumpul dan berembuk menyatukan persepsi untuk membangun lingkungan,” ujar dia.

(Baca juga: Data Pemprov DKI, RPTRA yang Sudah Dibangun Berjumlah 186)

Memang, tidak semua bangunan dibongkar. Hanya aula yang dibongkar karena akan diubah jadi lapangan futsal, dan akhirnya jadi bangunan permanen untuk PAUD.

Padahal, belakangan, aula sering dipinjam warga yang rumahnya berada di gang-gang sempit untuk melaksanakan resepsi pernikahan.

Kata Suzanto, tempat itu juga pernah dipinjam untuk tamu kelurahan dan instansi lainnya. PAUD yang sudah berjalan pun lalu kegiatannya dipindah ke garasi rumah warga.

Kini, setelah pembangunan RPTRA selesai, yang tersisa adalah fasilitas bermain, air mancur, dan bekas plang “Air mancur/taman ini dibangun oleh swadaya masyarakat.”

Sejak itu, pertemuan-pertemuan warga lebih sering dilakukan di sepanjang badan jalan beratapkan tenda. Begitupun saat ada kegiatan Posyandu.

“Paling deg-degan kalau sedang ada pertemuan. Kami semua berdoa jangan sampai hujan,” ujarnya lagi.

Tinggal kenangan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com