Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan yang Tersimpan di Balik Pembangunan RPTRA Tanjung Duren Utara

Kompas.com - 19/01/2017, 15:12 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Saat ini, warga masih suka  berkunjung ke RPTRA saat sore tiba. Anak-anak juga masih suka bermain di sana. Taman baru sepi saat magrib.

Kendati demikian, menurut seorang hansip desa, Maulana (61), taman ini lebih ramai ketika dulu.

"Lebih bagus karena warganya merasa tempat ini punya mereka. Hasil jerih payah bersama,” ujar dia.

Maulana sudah berjaga di tempat itu sejak 1995. Waktu itu, lokasi taman hanya menjadi tempat parkir.

Saat menjadi Taman Rambutan, Maulana dan Hansip Desa lainnya mendapat pos jaga. Meskipun tidak besar, pos tersebut bisa dijadikan tempat istirahat saat mengantuk.

“Sekarang sudah tidak ada,” kata dia.

Kini, tempat istirahatnya adalah sofa yang berada tepat di bawah pohon besar dekat fasilitas bermain anak. Itu pun, tidak permanen. Bisa saja nantinya sofa itu dirapikan oleh pengelola RPTRA.

Menjelang magrib, Kompas.com menghampiri salah satu pengunjung, Ateng Diatiko (69). Seorang diri, ia duduk di tepian kolam air mancur.

“Dulu bagus banget Dik, terasa lebih hidup. Saya hampir setiap hari ke sini,” ujarnya.

(Baca juga: Ahok: RPTRA Bisa Minimalisasi Kekerasan terhadap Anak)

Ateng bukan warga RW 04 yang ikut membantu pembangunan, tetapi ia tinggal dekat taman. Katanya, kolam di bawah air mancur itu, saat kepengurusan taman dipegang warga, masih terurus. Oleh warga, kolam itu diisi ikan.

“Air mancurnya selalu dinyalakan. Indah dilihatnya. Buat orangtua seperti saya, itu bikin tenang,” kata Ateng.

Surat keberatan              

Berpasrah diri bukan berarti menyerah. Sampai saat ini, Suzanto dan warga masih mengupayakan agar aset itu bukan tinggal kenangan.

“Kami senang itu bisa jadi ruang publik untuk banyak orang tetapi hargai jerih payah kami,” ujar Suzanto lagi.

(Baca juga: Ahok Ingin Pusat Kesenian Berada di RPTRA)

Beberapa langkah pun ia jalani, termasuk mengirimkan surat aduan kepada Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono pada 17 Desember 2016.    

“Lebih pedih lagi saat ada isu bahwa pengurut RT dan RW mendapatkan komisi dari kontraktor. Padahal tidak se-sen pun kami terima. Atas tuduhan ini, saya mengadukannya pada Lurah Tanjung Duren Utara,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com