Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pura-pura Mualaf demi Jadi Gubernur, "Ngeri" Saya...

Kompas.com - 29/01/2017, 13:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku bersyukur sudah terjun ke dunia politik sejak masih di Belitung Timur. Di daerah kelahirannya itulah Ahok menyebut dirinya mulai terbiasa diserang dengan isu-isu berbau suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Ia bercerita bahwa pernah ada salah seorang ustaz di Belitung Timur yang pernah membelanya selama ia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2006.

Saat itu, kata Ahok, ustaz tersebut dikritik oleh warga kenapa membela Ahok yang berstatus nonmuslim, sedangkan mayoritas penduduk muslim beragama Islam.

"Dia (ustaznya) bilang, muslim akan maju kalau dipimpin oleh orang yang walaupun belum dapat hidayah tapi memenuhi syarat," kata Ahok.

Ia menyampaikannya saat menghadiri acara "Pembekalan Penggerak Militan Wanita Ka'bah yang diadakan DPP PPP Kubu Djan Faridz, di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2017).

Sebelumnya, saat acara yang sama, seorang mubaligh sempat menyampaikan empat sifat Nabi Muhammad, yakni shiddiq (benar), amanah (bisa dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas).

Ahok menyebut ustaz yang mendukungnya itu juga punya harapan agar dirinya bisa masuk Islam. Hal itulah yang disebut Ahok disampaikan ustaz tersebut kepada warga yang mengkritiknya.

"Kita perlu doakan supaya Ahok dapat hidayah. Makanya kalau ada acara-acara (keagamaan) Ahok diundang. Jangan dimusuhin," ujar Ahok, menirukan ucapan ustaz itu.

Dalam acara yang diadakan DPP PPP, Ahok juga sempat menceritakan saran seorang koleganya yang menyarankannya untuk masuk Islam jelang Pilkada DKI 2017.

Ia menyebut orang yang menyarankannya itu menganggap dengan masuk Islam, maka akan semakin mudah bagi Ahok untuk memenangi Pilkada. Namun, Ahok mengaku menolak saran tersebut. Karena ia menilai sama saja dengan menggunakan agama untuk kepentingan politik.

"Pura-pura mualaf demi jadi gubernur, ngeri saya. Mending apa adanya. Kan kekuasaan Tuhan yang ngasih," kata Ahok disambut tepuk tangan peserta acara.

Kompas TV Doa Anak Penderita Leukemia bagi Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com