Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Cagub-Cawagub Pasca-debat Pertama dalam Survei 3 Lembaga

Kompas.com - 30/01/2017, 06:45 WIB
Nursita Sari

Penulis

Kompas TV Hasil Survei Pilkada DKI 2017 dari Litbang Kompas

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan penelitian pada 14-22 Januari 2017 dengan tema "Debat dan Elektabilitas Paslon Pilkada DKI".

Hasilnya, Agus-Sylvi sebesar 22,5 persen, elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 34,8 persen, dan elektabilitas Anies-Sandi sebesar 26,4 persen. Sisanya, 16,4 persen menjawab tidak tahu atau rahasia.

Berdasarkan hasil survei ini, pilihan para pemilih dilandasi beberapa faktor, di antaranya sudah ada bukti nyata hasil kerja sebanyak 20,9 persen, tegas dan berwibawa sebanyak 15,4 persen, berpengalamanan di pemerintahan sebanyak 14,5 persen, dan pintar atau berpendidikan sebanyak 10,3 persen.

(Baca juga: Survei SMRC: Debat Mengubah Elektabilitas Agus, Ahok, dan Anies)

Survei SMRC dilakukan terhadap 800 orang. Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling. Adapun data yang dianalisis hanya responden asli sebanyak 641 orang.

Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 3,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai sendiri oleh SMRC.

Ketiga hasil survei di atas menunjukkan elektabilitas masing-masing pasangan calon berbeda-beda dalam setiap hasil survei.

Meski begitu, ketiga hasil survei tersebut memiliki kesamaan, yakni menempatkan elektabilitas Ahok-Djarot di urutan pertama, disusul oleh pasangan Anies-Sandi di urutan kedua, kemudian Agus-Sylvi di urutan ketiga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com