JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, menyatakan bahwa mereka kini hanya melaporkan titik kampanye secara umum kepada kepolisian dengan tembusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.
Sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, mengatakan kadang-kadang pihaknya tak melaporkan titik kampanye Ahok-Djarot karena khawatir terjadi penghadangan di lapangan.
"Seringkali info titik blusukan itu bocor, entah dari mana, sehingga di lapangan kerap terjadi penghadangan," kata Ace dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (6/2/2017).
Menurut dia, penghadangan kampanye akan terjadi jika tim pemenangan melaporkan titik blusukan secara detail dan spesifik. Misalnya saat Ahok berkampanye di Jatipadang, Semper Barat, dan Cilincing. Ahok lalu dihadang beberapa pihak. Alasannya, Ahok merupakan terdakwa kasus dugaan penodaan agama.
"Meski begitu, dia tetap melanjutkan kegiatan blusukan dan menyapa warga, serta mencari informasi terkait masalah banjir dan lainnya di titik-titik blusukan," kata Ace.
Baca: Sekjen PDI-P Kampanyekan Ahok-Djarot di Jakarta Timur
Ace menjelaskan, titik kampanye Ahok lebih spesifik ke titik-titik banjir di Jakarta. Hal itu sekaligus untuk mengevaluasi kinerja satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta selama dirinya cuti.
Ahok-Djarot akan menyapa para pendukung di Rumah Lembang pada 11 Februari 2017.
Kampanye Ahok di Kalideres, Lubang Buaya, dan Semper Barat sebelumnya disebut tak berizin. Namun Ahok mengatakan, kegiatannya ke wilayah itu hanya untuk mengunjungi warga bukan berkampanye. Ia hanya ingin mengetahui permasalahan warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.