Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Lihat Video, Dua Saksi Nelayan Baru Tahu Ahok Singgung Al-Maidah

Kompas.com - 08/02/2017, 07:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang nelayan yang menyaksikan pidato Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu menjadi saksi fakta dalam sidang kemarin. Mereka adalah Jaenudin dan Sahbudin yang secara bergiliran diperiksa dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama, di Kementerian Pertanian, Selasa (7/2/2017).

Jaenudin merupakan nelayan yang tidak tamat SD. Dia agak kesulitan mendengar, sehingga hakim, jaksa, dan kuasa hukum harus berbicara dengan volume suara yang lebih kencang. Jaenudin bercerita diundang dalam rapat tentang perikanan di Pulau Pramuka.

Ternyata, rapat tersebut dihadiri langsung oleh Basuki atau Ahok yang saat itu masih aktif sebagai gubernur DKI.

"Enggak kenal pejabat lah Pak saya mah. Tapi kalau gubernur, tahu," ujar Jaenudin saat ditanya siapa saja pejabat yang hadir dalam acara itu.

Hanya beberapa hal saja diingat Jaenudin dalam pidato Ahok. Dia ingat janji Ahok tentang pembagian hasil 80:20 kepada mereka yang ingin budidaya ikan kerapu. Kemudian dia juga ingat janji Ahok tentang harga sembako di Kepulauan Seribu.

"Terus dia juga bilang, kalau ada yang lebih bagus dari saya, pilih yang lebih bagus dari saya," ujar Jaenudin.

Jaenudin ditanya apakah juga mendengar soal Al-Maidah ayat 51 pada pidato Ahok. Jaenudin menjawab bahwa dia tidak "campungin". Maksudnya, dia tida memerhatikan.

"Enggak campungin, maksudnya enggak perhatiin," ujar Jaenudin.

Tingkah polos Jaenudin membuat para hadirin tertawa. Namun tawa itu segera diredam atas permintaan hakim.

Selain itu, pengacara Ahok sempat bertanya kepada Jaenudin tentang suasana ketika warga pulau menyambut Ahok. Jaenudin mengatakan banyak warga yang berfoto-foto dengan Ahok.

"Ada enggak yang berebut salaman?" tanya pengacara. "Ada, Pak," jawab Jaenudin. "Tahu yang namanya selfie enggak?" tanya pengacara. "Oh yang kayak begini ya, Pak?" jawab Jaenudin sambil menirukan gerakan tangan saat sedang swafoto.

Tingkah polos Jaenudin lagi-lagi mengundang tawa. (Baca: Dua Saksi Nelayan pada Sidang Ahok Tidak Memahami Surat Al-Maidah)

Saksi nelayan yang kedua, Sahbudin, juga tidak kalah polosnya. Sama seperti Jaenudin, hal yang ditangkap Sahbudin dalam pidato Ahok adalah soal bagi hasil 80:20, soal subsidi beras, dan permintaan untuk tidak memilih Ahok jika ada calon lain yang lebih baik.

Saat ditanya soal surat Al-Maidah dalam pidato, Sahbudin tidak tahu.

"Saya enggak perhatiin," ujar dia.

Baik Jaenudin dan Sahbudin tidak memperhatikan ucapan Ahok soal surat Al-Maidah 51 pada pidato tersebut. Keduanya mengatakan mereka merasa biasa-biasa saja tentang pidato Ahok. Begitupun warga pulau yang mendengarnya. (Baca: Tingkah Nelayan yang Jadi Saksi Ini Bikin Sidang Ahok Penuh Tawa)

Tersinggung dan kecewa

Keduanya baru tahu masalah dugaan penodaan agama justru setelah beberapa hari. Jaenudin diminta menjadi saksi dan dibuatkan BAP terkait kejadian itu. Oleh polisi, Jaenudin diperlihatkan video pidato Ahok.

"Kan saya ditanya, 'Bapak tahu enggak sempat disinggung surat Al-Maidah di sana?' Saya bilang enggak tahu, sama dia 'Nih biar Bapak nonton nih'," ujar Jaenudin.

Setelah menyaksikan ulang, barulah Jaenudin merasa tersinggung.

"Kalau Pak Ahok bicara seperti itu ya harus minta maaf," ujar Jaenudin.

Begitupun dengan Sahbudin. Sahbudin baru tahu soal Al-Maidah dalam pidato Ahok ketika berkumpul dengan teman-temannya di Kali Adem. Dia menonton video pidato Ahok ketika di Kali Adem.

Namun, Sahbudin merasa bahwa itu bukan urusannya. Kemudian, Sahbudin menonton acara kuliah subuh Aa Gym dari televisi yang mengatakan apabila Ahok meminta maaf, maka masalah selesai.

"Aa Gym bilang kalau memang salah ya minta maaf," ujar Sahbudin. (Baca: Saksi Nelayan Kecewa Ahok Singgung Al Maidah Saat Sosialisasi)

Setelah itulah dia merasa kekecewaan terhadap Ahok. Sebab, Ahok menyampaikan ayat dalam Al-Quran pada acara budidaya ikan kerapu.

"Kita kan Islam, Pak Ahok Kristen, ya enggak sesuai saja," ujar Sahbudin.

Kompas TV Ahok Jalani Sidang Ke-8 Dugaan Penodaan Agama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com