Jadi memang Jakarta belum sama sekali bebas dari banjir tetapi arah menuju semakin tertanggulanginya banjir sudah terlihat.
Selain semakin berkurangnya titik banjir, durasi daerah yang terendam air juga semakin singkat. Kini nyaris tak ada air yang menginap di kediaman warga.
Sehingga Plt Gubernur Sumarsono mengatakan, bahwa genangan air yang merendam lebih dari 24 jam disebut banjir.
Sedangkan rendaman air yang surut dalam waktu 3-4 jam, Sumarsono menyebutnya dengan genangan.
*****
Hujan lebat mengguyur Jakarta selama beberapa hari di pertengahan Februari 2017 dan akhirnya sejumlah kawasan terendam air.
Di tengah tegangnya suasana Pilkada, banjir kembali menjadi “jualan” dan peluru untuk menghantam pesaing.
Kali ini sang petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi sasaran karena di beberapa daerah air menggenang.
Sah-sah saja mengkritik pemerintah karena banjir belum juga pergi dari ibu kota. Namun, seperti kata Plt Gubernur Sumarsono, titik banjir berkurang dan hampir tak ada daerah yang terendam selama 24 jam.
Sebagian warga Jakarta, termasuk musuh politik, menuding pemerintah daerah dalam hal ini Ahok tak becus menangani banjir.
Namun, fakta menunjukkan titik banjir berkurang dan kemajuan ini adalah prestasi para gubernur DKI mulai dari Fauzi Bowo, Sutiyoso, Ahok serta gubernur-gubernur sebelumnya juga memiliki andil terhadap keberhasilan ini.
Mereka yang menuding pemerintah saat ini tak becus menangani banjir sama juga menganggap bahwa Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan gubernur-gubernur terdahulu tak berupaya menanggulangi banjir.
Bagaimanapun tak gampang menangani banjir Jakarta, Anda dan saya tak bisa membayangkan kesulitan itu karena tak duduk di kursi panas Balai Kota.
Anda dan saya seharusnya berterima kasih kepada pemerintah DKI Jakarta, siapa pun gubernurnya, bahwa kali ini kita tidak kebanjiran. Kita harus berterima kasih air tak menggenang semalaman sehingga ibu kota tidak lumpuh.
Kita harus berterima kasih, kita bisa tidur nyenyak di malam hari meski hujan mengguyur. Kita harus berterima kasih kota ini tak lagi merugi triliunan rupiah akibat banjir.
Mungkin Tuhan masih mengirimkan hujan dan banjir agar warga Jakarta, Anda dan saya, belajar berterima kasih dan menghargai upaya serta kerja keras seseorang ketimbang hanya sibuk mencaci dan mencari kesalahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.