Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ervan Hardoko
wartawan

Wartawan, peminat isu-isu luar negeri dan olahraga, meski tidak gemar berolahraga

Banjir Jakarta dan Belajar Berterima Kasih

Kompas.com - 23/02/2017, 06:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Jadi memang Jakarta belum sama sekali bebas dari banjir tetapi arah menuju semakin tertanggulanginya banjir sudah terlihat.

Selain semakin berkurangnya titik banjir, durasi daerah yang terendam air juga semakin singkat. Kini nyaris tak ada air yang menginap di kediaman warga.

Sehingga Plt Gubernur Sumarsono mengatakan, bahwa genangan air yang merendam lebih dari 24 jam disebut banjir.
 
Sedangkan rendaman air yang surut dalam waktu 3-4 jam, Sumarsono menyebutnya dengan genangan.

*****
Hujan lebat mengguyur Jakarta selama beberapa hari di pertengahan Februari 2017 dan akhirnya sejumlah kawasan terendam air.

Di tengah tegangnya suasana Pilkada, banjir kembali menjadi “jualan” dan peluru untuk menghantam pesaing.

Kali ini sang petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi sasaran karena di beberapa daerah air menggenang.

Sah-sah saja mengkritik pemerintah karena banjir belum juga pergi dari ibu kota. Namun, seperti kata Plt Gubernur Sumarsono, titik banjir berkurang dan hampir tak ada daerah yang terendam selama 24 jam.

Sebagian warga Jakarta, termasuk musuh politik, menuding pemerintah daerah dalam hal ini Ahok tak becus menangani banjir.

Namun, fakta menunjukkan titik banjir berkurang dan kemajuan ini adalah prestasi para gubernur DKI mulai dari Fauzi Bowo, Sutiyoso, Ahok serta gubernur-gubernur sebelumnya juga memiliki andil terhadap keberhasilan ini.

Mereka yang menuding  pemerintah saat ini tak becus menangani banjir sama juga menganggap bahwa Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan gubernur-gubernur terdahulu tak berupaya menanggulangi banjir.

Bagaimanapun tak gampang menangani banjir Jakarta, Anda dan saya tak bisa membayangkan kesulitan itu karena tak duduk di kursi panas Balai Kota.

Anda dan saya seharusnya berterima kasih kepada pemerintah DKI Jakarta, siapa pun gubernurnya, bahwa kali ini kita tidak kebanjiran. Kita harus berterima kasih air tak menggenang semalaman sehingga ibu kota tidak lumpuh.

Kita harus berterima kasih, kita bisa tidur nyenyak di malam hari meski hujan mengguyur. Kita harus berterima kasih kota ini tak lagi merugi triliunan rupiah akibat banjir.

Mungkin Tuhan masih mengirimkan hujan dan banjir agar warga Jakarta, Anda dan saya, belajar berterima kasih dan menghargai upaya serta kerja keras seseorang ketimbang hanya sibuk mencaci dan mencari kesalahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com