JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara pengajian yang diadakan Relawan Nusantara (Rela NU) di Jalan Warung Silah, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2017).
Pada kesempatan itu, ada pembagian barang-barang bergambar Djarot dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada peserta pengajian. Barang-barang yang tampak dibagikan adalah stiker dan kalender.
Selain kedua barang tersebut, ada barang lainnya, mulai dari lampu laser yang yang dibalut stiker motif kotak-kotak hingga buku saku berjudul "7 Dalil Umat Islam DKI dalam Memilih Pemimpin".
Bukunya sendiri berisi tentang penjelasan bahwa Ahok sudah banyak menjalankan kebijakan yang berpihak pada umat Islam di Jakarta.
(Baca juga: Pilkada DKI, Djarot Minta Dukungan Warga Jateng )
Ditemui usai acara, Djarot terlihat hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menjawab tidak tahu saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut.
"Enggak tahu aku, tetapi tadi di sambutan saya ada enggak (ajakan untuk memilih Ahok-Djarot)? Enggak ada," ujar Djarot.
Saat menyampaikan sambutannya di hadapan peserta acara, Djarot memang tidak melontarkan seruan untuk memilih dirinya dan Ahok.
Ia hanya memaparkan sejumlah rencana program Pemerintah Provinsi DKI ke depan, dari mulai membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi rumah yang nilai jual obyek pajak (NJOP)-nya di bawah Rp 2 miliar, program penggratisan pengurusan sertifikat tanah, dan program kartu khusus untuk lansia.
Selain itu, Djarot sempat mengimbau kepada peserta yang datang agar tidak ikut terpancing menyebarkan informasi palsu atau "hoax".
Menurut Djarot, dengan tidak ikut menyebarkan hoax, masyarakat sudah berperan serta mewujudkan suasana yang kondusif.
(Baca juga: Djarot Minta Ibu-Ibu Tidak Mudah Terpancing Sebarkan "Hoax")
Djarot menilai, hoax belakangan marak, terutama pada masa-masa kampanye Pilkada DKI 2017.
Ia melihat, acap kali hoax juga berisi ujaran-ujaran kebencian dan ujaran intimidatif.
"Jadi yang seperti itu jangan dianggap. Pilihan itu ada pada ibu-ibu sendiri. Terserah ibu-ibu siapa yang paling membawa manfaat bagi Jakarta," kata Djarot.
"Siapa yang membawa faedah bagi Jakarta, siapa yang nanti bisa mewujudkan suatu masyarakat yang adil, keadilan sosial, yang tidak mampu dibantu oleh yang mampu," ucap Djarot.