Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Warga Pilih Anies-Sandi Berdasarkan Survei Median

Kompas.com - 06/03/2017, 15:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) menunjukkan, warga mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, bukan atas dasar kemampuan mereka semata.

Menurut peneliti Median, Rico Marbun, ada faktor lain di luar diri mereka yang disebut sebagai faktor suasana atau eksternal.

"Lebih dari setengah responden survei kami memilih Anies-Sandi karena variabel non-kandidat menurut saya, yaitu isu agama dan isu 'asal bukan Ahok' (sapaan Basuki). Ini bukan isu kompetensi kandidat kan," kata Rico saat merilis survei bertajuk 'Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI' di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2017) siang.

(Baca juga: Survei Median: Tingkat Kepuasan Ahok-Djarot Tinggi, tetapi Tidak Dipilih)

Responden dalam survei ini adalah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih. Survei dilakukan pada rentang waktu dari 21 Februari sampai 27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kota madya di Jakarta dan faktor gender.

Survei dilakuan dengan dana dari pihak Median sendiri. Menurut Rico, ada empat alasan besar warga memilih Anies-Sandi.

Pertama, soal politik identitas atau soal kesamaan agama dan berkembangnya isu "asal bukan Ahok" sebanyak 55,9 persen responden.

Kedua, faktor kompetensi menurut 13,3 persen responden. Ketiga, faktor framing personal menurut 8,6 persen responden. Keempat, kinerja mesin partai politik menurut 5,7 persen responden.

Berdasarkan hasil survei tersebut, hal ini berbeda dengan alasan warga Jakarta memilih pasangan Basuki-Djarot.

(Baca juga: Survei Median Temukan Fenomena "Asal Bukan Ahok" dalam Pilkada DKI)

Rico menyampaikan, alasan paling dominan warga memilih Basuki Djarot adalah sudah teruji kompetensinya menurut 41,2 persen responden.

Sementara itu, 34,5 persen responden lainnya memilih Basuki-Djarot karena framing personal, dan 8,8 persen responden karena kinerja mesin partai politik.

Ahok-Djarot akan bersaing dengan Anies-Sandi pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung pada 7 Maret-15 April, sementara pemungutan suara pada 19 April.

Kompas TV Setelah penetapan putaran kedua Pilkada Jakarta 2017, iklim politik ibu kota diyakini ramai dengan klaim koalisi yang mendukung salah satu dari pasangan calon. Dukungan partai pungusung Agus-Sylvi dipastikan jadi rebutan dari partai pendukung Ahok dan Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com