Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Kasus Nenek Hindun Tidak Dipolitisasi

Kompas.com - 13/03/2017, 12:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta kasus meninggalnya Nenek Hindun binti Raisman tak lagi dibesar-besarkan oleh media.

Setelah melayat ke rumah Hindun, pada Senin (13/3/2017) pagi, Ahok mendoakan agar almarhumah nenek berusia 78 tahun itu diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya kira sudahlah kita ikuti ajaran agama saja yang benar, jangan dipolitisir. Teman teman media juga jangan tulis lagi (berita mengenai meninggalnya Hindun), tutup saja kasus ini," kata Ahok, di Jalan Karet Karya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin pagi.

Saat melayat, Ahok terlihat mengobrol dengan anggota keluarga Hindun. Ahok menjelaskan, anggota keluarga Hindun mengeluhkan mengenai rumah kontrakan yang mereka tempati.

Menurut Ahok, anggota keluarga Hindun mengeluhkan biaya sewa kontrakan yang lebih mahal dibanding sewa unit rumah susun. Hanya saja, Ahok memastikan tak akan merelokasi keluarga Hindun ke rusun.

"Mereka tidak mau juga kalau ditawari (pindah rusun), karena kerjaan (tempat bekerja dengan kontrakan) dekat. Kami berusaha cari lokasi pasar yang mau kami bangunin apartemen di atasnya," kata Ahok.

Pada akhir kesempatan, Ahok kembali mendoakan almarhumah Hindun.

"(kasus) ini adalah hal yang memalukan buat bangsa kita, enggak usah cerita-cerita lagi lah. Yang penting sekarang kita doakan supaya almarhumah dilapangkan jalan kuburnya," kata Ahok. (Baca: Ahok Melayat ke Rumah Nenek Hindun)

Informasi mengenai Hindun sempat viral di media sosial karena dikaitkan dengan rumor adanya larangan menyalatkan jenazah di Jakarta.

Kompas TV Pasangan Calon Gubernur DKI nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mendatangi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Pasangan Ahok-Djarot bertemu di kediaman Megawati di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan Ahok-Djarot dengan Megawati terjadi saat menerima rombongan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Dalam pertemuan ini, dibahas rencana kota kembar atau sister city antara Cape Town dan Jakarta. Ahok juga menawarkan budidaya ikan kerapu yang dikembangkan di Kepulauan Seribu. Setelah pertemuan, Ahok-Djarot pergi bersama Megawati dan Sekjen PDI Perjuangan. Namun, Djarot menegaskan pertemuan ini tidak berhubungan dengan politik Pilkada Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com