Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Polisi soal Kasus yang Melibatkan Sandiaga

Kompas.com - 17/03/2017, 11:26 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Tanah Abang Kompol Mustakim menjelaskan duduk perkara dalam kasus yang melibatkan calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Dia menegaskan dalam perkara ini Sandiaga bukanlah pihak terlapor. Mustakim mengatakan, kasus ini melibatkan dua anggota komunitas "Jakarta Berlari" yang dipimpin oleh Sandiaga.

Kedua anggota Jakarta Berlari itu terlibat percekcokan mulut di kawasan Gelora Bung Karno Senayan pada 31 Oktober 2013. Merasa nama baiknya dicemarkan Dini Indrawati melaporkan anggota Jakarta Berlari lainnya bernama Eli ke Polsek Metro Tanah Abang pada 7 November 2013 lalu.

"Jadi gini. Dulu itu kan komunitas lari. Ada perseteruan gitu loh. Cewek sama cewek. 'Ngapain jangan gila lo'. Hanya kata-kata itu saja. Jangan gila lo. Laporannya pencemaran nama baik. Padahal dia kan enggak gila, dikatain gila," ujar Mustakim di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).

Mustakim menjelaskan, kejadian tersebut melibatkan lima sampai enam orang anggota Jakarta Berlari. Pihaknya memeriksa Sandiaga untuk mengetahui apakah dirinya berada di lokasi saat kejadian atau tidak. (Baca: Sandiaga Sebut Panggilan dari Polisi Bisa Dipolitisasi)

Namun, saat tadi diperiksa, Sandiaga mengaku tidak berada di lokasi dan tidak mengetahui kejadian tersebut.

"Dia (pelapor) menirukan salah satu omongan daripada salah satu saksi juga, mengatakan bahwa jangan pada gila lo, kan gitu. Artinya yang komunitas lari, sama sama lari. Jangan gila lo sama dia. Ditirukan lagi, jangan gila lo sama ini. Maksudnya jangan gila lo sama suami orang, gitu," ucap Mustakim.

Dia menampik bahwa kasus percekcokan mulut tersebut terjadi karena pihak yang bertikai memperebutkan Sandiaga. "Enggak ada (rebutan Sandiaga)," kata Mustakim.

Kompas TV Polda Metro Jaya Belum Periksa Sandiaga Uno
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com