Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Soeharto Cerdas karena Cetuskan Reklamasi Teluk Jakarta

Kompas.com - 22/03/2017, 22:01 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, ide reklamasi Teluk Jakarta berasal dari Presiden Republik Indonesia Soeharto.

Ahok mengemukakan hal itu untuk merespon sikap pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang menolak reklamasi Teluk Jakarta.

"Ide reklamasi itu adalah ide pintarnya Pak Harto pada tahun 1990. Itu saja," kata Ahok di Jalan Proklamasi Nomor 53, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).

Ahok menjelaskan, reklamasi Teluk Jakarta sekaligus untuk perluasan Pelabuhan Tanjung Priok. Melalui perluasan itu, kata Ahok, biaya logistik dan biaya hidup akan semakin menurun.

"Menurut saya, Pak Harto tuh cerdas. Dia membuat sebuah peraturan, semua reklamasi sertifikatnya punya DKI loh," kata Ahok.

Aturan yang dimaksud itu adalah Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Perda Nomor 8 Tahun 1995.

Menurut Ahok, Soeharto menjalankan reklamasi untuk menghindari pencemaran. Sebelum memutuskan reklamasi Teluk Jakarta, Soeharto yang memiliki kajian.  Contohnya kajian mengenai pulau yang berada di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Itu zaman Pak Harto yang menentukan. Makanya zaman Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono jadi presiden) dipelajari lagi. Sama," kata Ahok.

Ia mengatakan, tak ada yang menolak reklamasi Teluk Jakarta pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kajian reklamasi saat itu dilakukan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau UKP-4.

Karena itu, Ahok menegaskan bahwa reklamasi Teluk Jakarta bukan merupakan idenya.

"Jadi (reklamasi) semua ini berdasarkan kajian, bukan ide saya yang punya reklamasi. Saya enggak tahu (kalau reklamasi dibatalkan), Keppres mau dibatalkan atau tidak? Itu urusan pemerintah pusat," kata Ahok.

Kompas TV Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta membatalkan izin reklamasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com