Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akan Buat Aturan Jual Beli Lahan di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 01/04/2017, 22:33 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ingin membuat peraturan gubernur soal mekanisme jual beli lahan di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Menurut Ahok, aturan itu akan diterbitkan untuk mencegah penguasaan lahan di Kepulauan Seribu oleh perusahaan.

"Saya akan keluarkan pergub Pulau Seribu nanti yang namanya rumah rakyat hanya boleh dibeli oleh (masyarakat yang memiliki) KTP Pulau Seribu, kecuali untuk pulau-pulau pengembangan ke laut yang gak bisa dilakukan oleh masyarakat, itu boleh investor," kata Ahok, di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (1/4/2017).

(baca: Ahok: Seharusnya Kepulauan Seribu Enggak Kalah dengan Maladewa)

Ahok menuturkan, bila pulau tersebut sudah padat penghuni, maka tanah atau bangunan di Kepulauan Seribu tidak boleh dijual kepada warga di luar Kepulauan Seribu.

Dia kemudian menceritakan penjualan lahan warga di Pulau Pari yang dikoordinasikan oleh seorang pejabat yang saat ini sudah meninggal. Menurut Ahok, warga Pulau Pari tidak tahu jika lahan tersebut kemudian dijual pada perusahaan.

"(Pejabat yang sudah meninggal) menjual tanah girik (warga Pulau Pari yang) dikumpulin, (kemudian) dijual kepada pengusaha," kata Ahok.

Dari situ Ahok mengaku belajar agar kejadian serupa tak terjadi lagi. Salah satu langkahnya dengan membuat peraturan gubernur soal penjualan lahan di Kepulauan Seribu.

Kompas TV Manakar Dukungan Koalisi Parpol di Putaran Kedua (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com