Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mancur Menari Bundaran HI yang Tak Kunjung Terwujud...

Kompas.com - 04/04/2017, 08:56 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sejak tahun lalu, rencana revitalisasi air mancur Bundaran Hotel Indonesia sudah dilakukan. Pada Oktober 2016, delapan perusahaan sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait proyek revitalisasi air mancur Bundaran Hotel Indonesia.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ketika itu, Basuki atau Ahok mengatakan, delapan perusahaan itu akan membiayai revitalisasi air mancur menari Bundaran HI.

"Mereka yang deal teknisnya dan uangnya. Kita cuma sediain tempat saja. Sudah jadi, baru diserahterimakan ke kita," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (27/10/2016).

Baca: 8 Perusahaan Akan Biayai Revitalisasi Air Mancur Bundaran HI

Adapun beberapa perusahaan yang memberikan dana coorporate social responsibility (CSR) untuk revitalisasi air mancur Bundaran HI ini adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Wisma Nusantara Internasional, PT Grand Indonesia, PT Sinarwisata Lestari, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Astra Internasional Tbk, dan PT Drei Indonesia.

Proyek rencananya ini menelan biaya sekitar Rp 28 miliar. Namun, sampai saat ini tampak belum ada pembangunan di air mancur Bundaran HI.

Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin mengatakan seharusnya pengerjaan memang sudah dilakukan.

Namun, sampai saat ini masih ada kendala-kendala. Djafar mengatakan semua perusahaan sudah menyanggupi rencana revitalisasi air mancur Bundaran HI. Setelah penandatangan MoU, koordinasi justru terhambat.

Baca: Bundaran HI Akan Dilengkapi dengan Air Mancur Menari

"Kendala pertama itu yaitu koordinasi, koordinasi awal pertemuan dengan Pak Gubernur (Ahok) dan pengusaha sekitar bundaran HI itu mereka sudah sanggup dan sudah siap," ujar Djafar di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (3/4/2017).

Selanjutnya, koordinasi tidak lagi dilakukan oleh Ahok melainkan oleh jajaran SKPD. Koordinasi dilanjutkan oleh Biro Tata Pemerintahan yang biasanya mengurus masalah CSR.

Djafar mengatakan ada kesulitan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan itu.

"Rasanya gampang banget itu saat berdiskusi dengan Pak Gubernur, tapi kenyataannya setelah itu adanya kesulitan koordinasi antara siapa yang mewakili dari tim yang 9 perusahaan itu yang menamakan diri konsorsium," ujar Djafar.

Djafar mengaku sudah berbicara dengan calon pelaksana revitalisasi itu, yaitu Watermark Decoration. Djafar pun akhirnya mengetahui kendala koordinasi setelah berbicara dengan pihak Watermark Decoration.

Baca: Tanaman Warna-warni Percantik Bundaran HI

Perusahaan pemberi CSR sulit berkumpul. Padahal, ada hal-hal yang perlu disepakati bersama seperti desain air mancur hingga anggarannya.

"Water Decor kesulitannya adalah mengumpulkan perusahaan-perusahaan ini untuk menyepakati. Mungkin mereka mempunyai kesibukan masing-masing sehingga ketika Water Decor mau memaparkan lagi, yang datang hanya tiga orang atau tiga perusahaan," ujar Djafar.

Djafar tidak tahu pasti apakah ini karena Ahok sedang cuti. Djafar mengatakan urusan politik tergantung pada masing-masing pihak.

"Kita enggak tahu ya kenapa perkembangan mejadi seperti itu, mungkin situasi politik saat ini bisa mempengaruhi. Baanyak faktor yang mempengaruhi, artinya mempengaruhi cepat atau lambatnya, mudah-mudahan lah bisa segera," ujar Djafar.

Air mancur Bundaran HI sendiri direvitalisasi dalam rangka menyambut Asean Games 2018. Djafar mengatakan Pemprov DKI akan terus berupaya memfasilitasi pertemuan antara perusahaan konsorsium itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com