Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Balai Kota ke Mabes dan Istana, Tren "Say It With Flower" yang Menular...

Kompas.com - 04/05/2017, 06:44 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara untuk mengungkapkan aspirasi dan menarik perhatian orang lain.

Beberapa hari ini, pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membuktikan itu dengan menyampaikan isi hati mereka menggunakan bunga.

Bukan aksi demo atau protes teatrikal lainnya, pesan-pesan bernada serius hingga nyeleneh mereka kirim melalui karangan bunga. Jumlah karangan bunga semakin hari semakin banyak, bahkan sudah mencapai ribuan.

Awalnya, karangan bunga itu membawa pesan ucapan terima kasih kepada Ahok dan Djarot yang telah memimpin Jakarta.

"Thank you for everything. You are the best governor we ever had. Dari Cupuers yang gagal move on," bunyi tulisan di salah satu karangan bunga.

Baca: Selasa Pagi, Karangan Bunga Ahok-Djarot di Balai Kota Capai 5.016

Saat May Day, Senin (1/5/2017), karangan bunga di Balai Kota menjadi "korban" kemarahan para buruh yang berdemo di sana. Karangan-karangan bunga tersebut dibakar dan menimbulkan kesedihan di hati para pendukung Ahok-Djarot.

Mereka tidak tinggal diam. Malam harinya, mereka berbondong-bondong ke lokasi pembakaran sambil menyalakan lilin.

Keesokan harinya, Selasa (2/5/2017), kesedihan itu kembali diungkapkan melalui karangan bunga. Beberapa bunga bertuliskan "Bunga bertanya: Apa salahku sampai aku kau bakar?", "Terima kasih kepada pembakar bunga... karena doa2 kita lebih cepat naiknya", hingga "Membakar bunga tidak bisa melenyapkan cinta kami kepada Pak Ahok & Pak Djarot."

Kiriman karangan bunga kembali masif. Kemarin, Rabu (3/5/2017), terdapat pesan lain yang disampaikan oleh pendukung Ahok-Djarot.

Kali ini mereka juga meminta agar Ahok divonis bebas dalam kasus dugaan penodaan agama. Beberapa karangan bunga itu bertuliskan, "Mohon Bebaskan Ahok Pak Hakim. Dari Rakyat Indonesia Cinta Damai", "Bebaskan Ahok. Tidak Terbukti Penista Agama. Mari Kita Hidup Dalam Damai", "Vonis Bebas Ahok Demi Rasa Keadilan", hingga tulisan "Bunga Berseru. Nurani Hati Pak Hakim Tolong Bebaskan Ahok yang Tak Bersalah."

Baca: Karangan Bunga di Balai Kota Kini Berisi Permintaan Vonis Bebas Ahok

Kompas.com/AMBARANIE NADIA Hampir 200 karangan bunga berjajar memagari kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/5/2017).
Menular

Tren mengungkapkan isi hati dengan bunga atau dikenal dengan istilah say it with flower itu seolah menular. Kini, bukan hanya Ahok dan Djarot yang menerima itu. Mabes Polri, Polda Metro Jaya, hingga DPR RI ikut menerima kiriman karangan bunga.

Kemarin, Mabes Polri ikut dibanjiri karangan bunga. Tulisan karangan bunga tersebut sebagian besar berupa dukungan kepada Presiden, Polri, dan TNI serta ucapan terima kasih.

Halaman:


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com