Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vandalisme di Simpang Susun Semanggi yang Bikin Djarot Mengelus Dada

Kompas.com - 10/08/2017, 06:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum juga diresmikan, Simpang Susun Semanggi sudah dicorat-coret oleh oknum tak dikenal. 

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tiba-tiba curhat mengenai masalah itu ketika memberi sambutan dalam acara Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta.

Djarot mengaku gemas dengan ulah warga yang tidak bisa diam melihat bagian ruang yang bersih.

"Simpang Susun belum resmi sudah dicorat coret. Koridor 13 belum jadi sudah dicoret. Bagaimana? Tangannya gatal terus," ujar Djarot sambil mengelus dada di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (9/8/2017).

(Baca juga: Sekda: Yang "Nyoret" Simpang Susun Semanggi Pasti Nakal, Tangkap Saja)

Selain di Simpang Susun Semanggi, Djarot mengatakan, vandalisme juga terjadi di fasilitas publik lainnya.

Semua itu hanya menambah pekerjaan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) untuk mengecatnya kembali.

"Makanya saya ini kan mengelus dada, istigfar, yang sudah baik kok dicoret-coret, tulisannya enggak karuan," ujar Djarot.

(Baca juga: Simpang Susun Semanggi Dicoret-coret, Djarot Mengelus Dada)

Ia meminta Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta untuk menangkap pelaku vandalisme ini. Meski demikian, Djarot mengakui bahwa menangkap pelaku vandalisme bukan hal yang mudah.

Oleh karena itu, Djarot juga meminta kesadaran warga untuk tidak lagi mengotori fasilitas publik.

"Persoalannya mereka itu corat-coret pada malam hari atau dini hari, masa kita harus main kucing-kucingan? Tolong perilakunya itu, katanya berbudaya, katanya Indonesia, katanya warga berbudaya punya etika punya norma, kenapa tidak kita aplikasikan," kata dia.

Sediakan tempat khusus

Djarot juga berjanji akan memfasilitasi mereka yang hobi coret-coret di tembok. Pemprov DKI Jakarta akan menyediakan tempat khusus agar mereka bisa menyalurkan kreativitas.

Djarot mengatakan, salah satu lokasi yang disediakan Pemprov DKI untuk menampung kreativitas anak muda yakni RPTRA Kalijodo.

Terdapat mural berukuran besar yang menjadi hiasan di ruang terbuka hijau itu. "Kami akan sediakan khusus nanti, lokasi untuk grafiti. Tolong dikembangkan seperti di Kalijodo, di situ grafitinya luar biasa," ujar Djarot.

(Baca juga: Djarot: Pemda Sediakan Ruang untuk Warga yang Hobi Grafiti)

Salah satu tempat yang dijanjikan Djarot yakni di daerah bantaran sungai. Beberapa daerah bantaran sungai biasanya dipasangi dinding.

Bagian dinding itu bisa digunakan warga yang ingin menyalurkan hobinya dalam membuat grafiti.

Tiang-tiang jalan tol juga bisa digunakan untuk membuat grafiti. Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta bisa memberikan data lokasi bantaran sungai yang bisa dilukis grafiti.

Djarot berharap, tidak ada lagi vandalisme di fasilitas publik seperti yang terjadi di Simpang Susun Semanggi.

"Banyak tempat untuk menyalurkan hobi dan energi. Jadi jangan jahil, itu namanya jahil dan usil ya. Sudah habisin waktu, catnya itu kan beli, beli cat juga butuh biaya," ujar Djarot.

Kompas TV Djarot Ingin Tetap Gunakan Nama Simpang Susun Semanggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com