Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Penghuni Rusun Curangi Sistem Pembayaran Sewa

Kompas.com - 11/08/2017, 13:13 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Tambora, Ahmad Fauzi mengungkapkan berbagai kecurangan penghuni rusun dalam hal pembayaran sewa.

Fauzi menjelaskan, penghuni rusun di Jakarta harus membayar uang sewa lewat Bank DKI. Sehingga mereka wajib memiliki rekening tabungan di bank milik Pemprov DKI itu.

Setelah memiliki rekening tabungan, lanjut Fauzi, penghuni rusun harus memasukkan uang dalam jumlah tertentu sebagai deposit.

"Biasanya deposit itu besarannya tiga kali tarif retribusi sewa rusun. Misalnya harga sewa rusun Rp 500.000 ya depositnya harus Rp 1.500.000, ini untuk rusun umum seperti Rusun Flamboyan dan Tambora ya," paparnya.

Baca: Menunggak sewa, Lebih dari 100 KK di Dua Rusun Terancam Angkat Kaki

Fauzi melanjutkan, setelah proses pembuatan rekening tabungan selesai penghuni rusun harus menyetor uang retribusi sewa setiap bulan ke dalam rekening masing-masing.

Nantinya Bank DKI akan memotong dana dalam tabungan mereka sesuai besaran tarif sewa rusun.

"Nah sayangnya proses pemotongan tarif sewa itu tidak seketika dilakukan ketika penghuni rusun menyetor biaya sewa. Mungkin siang sekitar jam 13.00-14.00 WIB baru terpotong saldonya," kata dia.

Fauzi melanjutkan, jeda waktu antara penyetoran dan pemotongan saldo itu kemudian dimanfaatkan sejumlah penghuni rusun yang "nakal".

"Jadi sering ada kasus para penghuni paginya menyetor, lalu meminta pihak bank mengeprint setoran tersebut di buku tabungannya," kata Fauzi.

"Lalu ditunjukkan kepada kami sebagai pengelola sebagai bukti dia sudah menyetor uang sewa. Tapi sebelum jam 13.00 WIB dia kembali lagi ke ATM untuk tarik lagi uang itu. Itu namanya kan enggak niat bayar," Fauzi menegaskan.

Menurut Fauzi, pihaknya telah berulang kali mengimbau warga agar laporan pembayaran dilakukan setelah Bank DKI memotong saldo tabungan mereka.

"Jadi harusnya kan yang dilaporkan itu print-print-an buku tabungan setelah dipotong saldonya," ujarnya.

Ia mengatakan, dengan tindakan ini, data tunggakan sewa warga menjadi tidak ter-update bengan baik.

Baca: Bertemu Djarot, Penghuni Rusun Tambora Keluhkan Mahalnya Biaya Sewa

Pengelola rusuh pun harus melakukan update data secara rutin melalui aplikasi Content Management System (CMS) Bank DKI.

"Padahal kan sebenarnya kalau enggak jadi batar sewa itu kan datanya ada di pihak bank, tapi mereka mencoba menipu kami, ya tetap saja hitungannya menunggak sewa. Kan jadi mereka yang rugi sendiri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com