Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Merry, "Pak Ogah" Wanita yang Pernah Digoda Pengendara Iseng

Kompas.com - 24/08/2017, 14:22 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Kamis (24/8/2017) pagi, Merry tampak bersemangat mengikuti pelatihan lalu lintas yang dipandu sejumlah petugas Satlantas Wilayah Jakarta Timur.

Mengenakan baju lengan panjang berwarna hitam, celana jeans, dan sepatu olahraga, Merry dengan luwes mengikuti setiap gerakan yang diinstruksikan petugas.

Merry merupakan satu dari 65 "Pak Ogah" yang dilatih dan akan direkrut menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) di bawah binaan Satlantas Wilayah Jakarta Timur.

Merry mengatakan, dia sempat menghadapi kesulitan saat pertama kali mengikuti pelatihan supeltas.

Baca: Melihat Gaya "Pak Ogah" di Jaktim Latihan Jadi Pengatur Lalu Lintas

Selain karena tak memiliki dasar gerakan baris berbaris, faktor umur yang sudah mencapai 48 tahun membuat Merry terkendala mengingat setiap gerakan.

Meski demikian, Merry mengatakan dia tetap senang dan yakin bisa menghafalkan seluruh gerakan yang diberikan para instruktur.

"Saya senang dapat ilmu dari bapak, ibu di sini. Ya karena faktor usia ya jadi ya capek-capek dikit. Saya bangga bisa ikut pelatihan ini," ujar Merry saat berbincang dengan Kompas.com usai pelatihan di Museum Purna Bhakti Pertiwi, TMII, Jakarta Timur.

Merry mengatakan, dia sudah berprofesi sebagai "Pak Ogah"  selama 10 tahun dengan daerah sekitar lampu merah Pasar Rebo menjadi kawasan operasinya.

Meski profesi ini banyak digeluti kaum laki-laki, Merry menegaskan dia tak pernah merasa minder. Dia menilai profesi yang digelutinya saat ini merupakan sebuah pekerjaan halal.

Merry mengatakan, dia memilih profesi ini karena tak harus terikat dengan siapapun meski diakuinya menjada "Pak Ogah" bukanlah pekerjaan mudah.

Ada saja pengendara iseng yang mencoba menggoda ketika dia sedang bekerja.

"Kalau yang iseng-iseng selalu ada. Pernah ada yang ngajak-ngajak 'yok main ke sana'. Yah namanya orang iseng ya," ujar Merry.

Baca: "Pak Ogah" atau Supeltas Diajari Cara Tangani Kecelakaan

Merry bekerja setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga 20.00 WIB. Dia memiliki seorang suami yang bekerja sebagai sopir pribadi dan empat orang anak.

Tiga orang anaknya telah berkeluarga dan satu orang masih bersekolah. Merry enggan menyebut penghasilannya menjadi "Pak Ogah" dan hanya mengatakan pendapatannya cukup untuk menambah uang dapur rumah tangganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com