Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bayi Debora: Saya Harap Kejadian Ini Tak Terulang pada Anak Lain

Kompas.com - 09/09/2017, 23:12 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Henny Silalahi dan suaminya, Rudianto Simanjorang, tidak akan menggugat pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres terkait meninggalnya bayi mereka, Debora, di rumah sakit tersebut.

"Kalau nuntut saya rasa enggak, cuma berharap kejadian seperti ini enggak terulang sama anak-anak lain," kata Henny ditemui di rumahnya, Benda, Tangerang, Sabtu (9/9/2017).

Meninggalnya Debora berawal pada Sabtu (2/9/2017) malam ketika bayi yang menderita pilek dan batuk itu kesulitan bernapas.

Dini hari, Henny dan Rudianto bergegas membawa putri mereka ke RS Mitra Keluarga Kalideres yang terdekat dari tempat tinggal mereka.

(Baca juga: Dari Rumah Sakit, Jenazah Debora Dibawa Pulang Orangtuanya Naik Motor)

Dokter jaga menyatakan Debora dalam kondisi kritis dan perlu dirawat di ruang pediatric intensive care unit (PICU).

Lantaran RS Mitra Keluarga belum melayani pengguna BPJS, Henny dan Rudianto pun diminta membayar uang muka sebesar Rp 18,3 juta.

Mereka saat itu baru mampu membayar Rp 5 juta dan berjanji akan membayar siang harinya. Namun, rumah sakit menolak dan meminta pembayaran uang muka dilunasi.

Sambil mencari rumah sakit lain yang memiliki ruang PICU dan bekerja sama dengan BPJS, Henny dan Rudianto tetap memohon-mohon kepada pihak RS Mitra Keluarga untuk memasukkan Debora ke ruang PICU sampai mereka mendapat rumah sakit lain. 

Namun, pihak RS Mitra Keluarga tetap menolak hingga akhirnya pada Minggu (3/9/2017) pagi, Debora meninggal di rumah sakit itu.

(Baca juga: Soal Meninggalnya Bayi Debora, Dinkes Akan Panggil Manajemen RS Mitra Keluarga)

Henny berharap, para orangtua bisa belajar dari peristiwa ini. Terkait Rumah Sakit Mitra Keluarga, Henny ingin agar Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan efek jera sehingga rumah sakit itu memperbaiki prosedurnya.

Pada Jumat (8/9/2017), setelah cerita bayi Debora viral di media sosial, pihak manajemen rumah sakit datang ke rumah Henny dan Rudianto.

"Mereka hanya diam, enggak menjelaskan kenapa anak saya meninggal. Hanya turut bela sungkawa atas nama dokter yang merawat, dan bilang ini teguran buat mereka," ujar Henny.

Ia menyatakan tak akan menuntut kompensasi atau apa pun dari RS Mitra Keluarga Kalideres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com