Namun kondisi itu tak berjalan lama. Setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden, Pasar Tanah Abang mulai semrawut lagi. Para pedagang kembali mengokupasi trotoar. Alasannya sama, sepi pembeli.
Pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Pernama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat penertiban kerap terjadi. Petugas Satpol PP dan PKL seperti main kucing-kucingan. Saat ada petugas, PKL kabur. Begitu tak ada petugas, PKL kembali ke trotoar dan badan jalan.
Pemerintahan Baru
Jakarta kini punya pemerintahan baru. Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, Sandiaga Uno, mengatakan dia telah menyiapkan solusi untuk menata PKL di Tanah Abang. Sandiaga akan mencoba lakukan rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut di waktu tertentu agar tidak terjadi kepadatan lalu lintas.
Sandi berpendapat, solusi seperti itu sudah dilakukan di kota besar di belahan dunia lain. Menurut dia, solusi tersebut cukup ampuh jika diterapkan.
"Itu sudah dicoba di London dan Istanbul dan terbukti sangat efektif," kata Sandi.
Berbeda dengan Sandi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki pandangan lain tentang cara penertiban Pasar Tanah Abang. Hal yang dapat diupayakan menurut dia adalah membuat pasar di lantai atas ramai pengunjung agar para pedagang tak berebut tempat di trotoar.
Ia mengatakan punya cara untuk meramaikan pasar.
"Kita ingin meramaikan (pasar tradisional) itu tidak hanya dengan kunjungan. Tapi Insyaallah dengan terobosan yang mendatangkan kemanfaatan ekonomis bagi pedagang," ujar Anies saat menghadiri 50 tahun haul KH Mansyur di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Minggu lalu.
Anies tidak merinci terobosan apa saja yang akan dilakukan.
Ia pada Rabu kemarin menegaskan, akan ada penertibanAnies jika PKL kembali marak di trotoar Tanah Abang. Namun ia menjanjikan akan ada solusi saling menguntungkan bagi PKL dan para pejalan kaki.
Kondisi terkini di kawasan Tanah Abang adalah PKL kembali ke trotoar yang baru saja ditata. PKL bahkan menduduki badan jalan. Para pejalan kaki pun tersingkir dan harus berbagi ruang jalan dengan kendaraan bermotor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.