Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesemrawutan yang Tak Kunjung Terurai di Tanah Abang

Kompas.com - 26/10/2017, 09:53 WIB
Sherly Puspita

Penulis

Namun kondisi itu tak berjalan lama. Setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden, Pasar Tanah Abang mulai semrawut lagi. Para pedagang kembali mengokupasi trotoar. Alasannya sama, sepi pembeli.

Pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Pernama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat penertiban kerap terjadi. Petugas Satpol PP dan PKL seperti main kucing-kucingan. Saat ada petugas, PKL kabur. Begitu tak ada petugas, PKL kembali ke trotoar dan badan jalan.

Pemerintahan Baru

Jakarta kini punya pemerintahan baru. Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, Sandiaga Uno, mengatakan dia telah menyiapkan solusi untuk menata PKL di Tanah Abang. Sandiaga akan mencoba lakukan rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut di waktu tertentu agar tidak terjadi kepadatan lalu lintas.

Sandi berpendapat, solusi seperti itu sudah dilakukan di kota besar di belahan dunia lain. Menurut dia, solusi tersebut cukup ampuh jika diterapkan.

"Itu sudah dicoba di London dan Istanbul dan terbukti sangat efektif," kata Sandi.

Berbeda dengan Sandi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki pandangan lain tentang cara penertiban Pasar Tanah Abang. Hal yang dapat diupayakan menurut dia adalah membuat pasar di lantai atas ramai pengunjung agar para pedagang tak berebut tempat di trotoar.

Ia mengatakan punya cara untuk meramaikan pasar.

"Kita ingin meramaikan (pasar tradisional) itu tidak hanya dengan kunjungan. Tapi Insyaallah dengan terobosan yang mendatangkan kemanfaatan ekonomis bagi pedagang," ujar Anies saat menghadiri 50 tahun haul KH Mansyur di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Minggu lalu.

Anies tidak merinci terobosan apa saja yang akan dilakukan.

Ia pada Rabu kemarin menegaskan, akan ada penertibanAnies jika PKL kembali marak di trotoar Tanah Abang. Namun ia menjanjikan akan ada solusi saling menguntungkan bagi PKL dan para pejalan kaki.

Kondisi terkini di kawasan Tanah Abang adalah PKL kembali ke trotoar yang baru saja ditata. PKL bahkan menduduki badan jalan. Para pejalan kaki pun tersingkir dan harus berbagi ruang jalan dengan kendaraan bermotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com