Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja MRT Terancam 9 Bulan Penjara jika Terbukti Lalai dan Sebabkan Beton Jatuh

Kompas.com - 06/11/2017, 15:43 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Polisi tengah menyelidiki insiden jatuhnya parapet atau beton pembatas jalur layang mass rapid transit  di Jalan Wijaya II, Jumat (3/11/2017).

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan, sejauh ini  tiga orang sudah diperiksa dan masih berstatus saksi.

Jika ditemukan ada kelalaian pekerja, Bismo mengatakan, tersangka terancam penjara hingga sembilan bulan.

"Pasal 360 Ayat (2) KUHP ancaman hukumannya 6-9 bulan," ujar Bismo di Maporlestro Jakarta Selatan, Senin (6/11/2017).

Baca juga : MRT Tanggung Kerugian Korban Tertiban Beton Jatuh

Masyarakat menonton insiden jatuhnya parapet di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2017).Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Selatan Masyarakat menonton insiden jatuhnya parapet di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2017).

Pasal 360 Ayat (2) berbunyi, "Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan".

Setelah memeriksa polisi yang bertugas, petugas pengamanan, dan mandor, polisi selanjutnya akan memeriksa operator crane.

Beton pembatas MRT di persimpangan Jalan Wijaya II dan Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, jatuh dan menimpa sepeda motor yang sedang melintas. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (3/11/2017) sekitar pukul 21.00 WIB.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim sebelumnya mengatakan, beton pembatas itu jatuh karena hilangnya keseimbangan crane saat melakukan lifting parapet. Silvia mengakui ada kesalahan prosedur pengerjaan.

Kompas TV Permintaan maaf disampaikan Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta seusai meninjau lokasi jatuhnya dinding jalur pembatas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com