Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpur hingga Pondasi Turap Dikeruk dari Kali Krukut

Kompas.com - 15/11/2017, 15:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asep (40), seorang petugas Satgas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan mengatakan, lumpur menjadi material yang paling banyak dikeruk dari dasar Kali Krukut.

"Ini banyak lumpurnya, Mas. Kalau sampah enggak terlalu banyak," kata Asep saat ditemui di Kali Krukut, Jalan Wolter Monginsidi, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017).

Pantauan Kompas.com, lumpur hasil pengerukan Kali Krukut diletakkan di pinggir kali guna menjaga agar air sungai bisa terus mengalir tanpa gangguan.

Di tengah kali, dua alat berat atau amfibi bergantian mengeruk dan memindahkan lumpur ke pinggir kali.

Baca juga : Berkat Perintah Anies, Dua Ekskavator Bisa Keruk Lumpur Kali Krukut

Kondisi tembok Hotel Neo yang dihancurkan untuk akses alat berat mengeruk Kali Krukut.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Kondisi tembok Hotel Neo yang dihancurkan untuk akses alat berat mengeruk Kali Krukut.
Lumpur itu disebut-sebut menjadi penyebab pendangkalan yang terjadi di Kali Krukut, sehingga tak bisa menampung air dalam jumlah banyak dan berujung pada meluapnya air kali ke jalanan.

"Iya lumpur ini yang bikin kali jadi dangkal dan enggak nampung banyak air jadinya," ujar Asep.

Baca juga : Anies Bongkar Tembok Hotel di Bantaran Kali Krukut

Selain lumpur, petugas di sana juga mengeruk sisa-sisa pondasi turap berupa batu kali berukuran besar. Butuh waktu tiga sampai lima menit untuk memindahkan sisa pondasi tersebut ke pinggir kali untuk ditempatkan bersama dengan lumpur.

Alat berat melakukan pengerukan Kali Krukut, Rabu (15/11/2017).Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Alat berat melakukan pengerukan Kali Krukut, Rabu (15/11/2017).
"Iya itu sisa turap yang juga dijadikan pondasi bangunan. Batu kali itu, makanya agak susah dipindahkannya," kata Asep.

Kali Krukut di Wolter Monginsidi sudah dikeruk sejak 2 November 2017 silam. Kali dengan total panjang 84,4 kilometer itu terakhir dikeruk pada 2015 silam oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Kali Krukut dikeruk kembali, menyusul tewasnya seorang warga akibat luapan air Kali Krukut.

Kompas TV Satu orang tewas di Cipete akibat terjatuh ketika memindahkan barang di rumahnya yang kebanjiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com