Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Warga soal Rencana Anies Hidupkan Kegiatan Keagamaan di Monas

Kompas.com - 23/11/2017, 06:23 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menghidupkan kembali kegiatan keagamaan di Monumen Nasional. Rencana Anies ini menuai pro dan kontra dari masyarakat.

Sebagian masyarakat menyatakan hal tersebut sah-sah saja, tetapi sebagian lainnya menganggap kegiatan keagamaan tak perlu dilaksanakan di Monas.

Dhea (26), warga Kalibata, Jakarta Selatan, berharap, rencana Anies itu tidak hanya berlaku bagi agama tertentu.

"Mengingat itu tempat umum dan biar enggak ricuh, pemerintah harus tegas dan berhati-hati dalam merancang aturannya. Pengamanan juga baiknya diperketat," kata Dhea saat ditemui Kompas.com di Kawasan Sudirman, Rabu (22/11/2017).

Baca juga: DKI Minta Warga Tak Berpikir Negatif soal Kegiatan Keagamaan di Monas

Dhea mengatakan, peruntukan Monas sebagai acara keagamaan sebaiknya pada hari-hari besar tertentu saja. Ia menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta dapat memberikan kesempatan yang sama bagi tiap agama untuk menggelar kegiatan keagamaan di Monas. 

"Misalnya, hari besar keagamaan saja yang dirayakan di Monas, biar tempat-tempat ibadah bisa dimanfaatkan juga secara maksimal. Sayang saja rasanya acara-acara besar keagamaan terlalu terpusat di Monas," kata Dhea.

Hal senada disampaikan Cynthia (23). Wanita yang karyawati di sebuah bank swasta itu tak mempermasalahkan apabila kegiatan keagamaan dilaksanakan di Monas, tetapi dengan beberapa catatan.

Baca juga: Acara dengan Jumlah Massa Besar di Monas Harus Seizin Anies

Wisatawan mancanegara berjalan kaki menyusuri pedestrian di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (13/9/2017). Pedestrian yang nyaman dan bersih dirawat menyenangkan warga untuk beraktivitas jalan kaki. Kompas/Wawan H Prabowo Wisatawan mancanegara berjalan kaki menyusuri pedestrian di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (13/9/2017). Pedestrian yang nyaman dan bersih dirawat menyenangkan warga untuk beraktivitas jalan kaki.
"Setuju ya, karena itu bisa dijangkau orang banyak, banyak orang tahu tempat itu. Tempatnya luas juga untuk acara keagamaan yang melibatkan banyak orang. Ya selama penjagaannnya juga ketat sih sepertinya enggak masalah," kata Cynthia.

Sementara Edu (25) merasa Monas tak perlu diizinkan sebagai lokasi penyelenggaraan acara keagamaan dengan alasan agar tidak mengakomodasi kepentingan politik tertentu.

"Enggak perlulah itu, nanti Monas dipolitisir lagi. Mengurangi potensi politik praktis, lebih baik fungsikan Monas sesuai dengan fungsi sebenarnya. Dasarnya apa Monas dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan?" kata pria  freelance tersebut.

Baca juga: Pemprov DKI Atur Mekanisme Penggunaan Monas untuk Acara Keagamaan

Kondisi Monunen Nasional Senin 20/11/2017. Setiap Senin kawasan monas ditutup untuk dilakukan perawatanKompas.com/Setyo Adi Kondisi Monunen Nasional Senin 20/11/2017. Setiap Senin kawasan monas ditutup untuk dilakukan perawatan
Senada dengan Edu, Laila (27) juga menyangsikan keinginan Anies tersebut. Dia mempertanyakan bagaimana aturan yang akan diberlakukan di Monas apabila kegiatan agama diperbolehkan digelar di sana.

"Pertanyaan gue, memang kita kekurangan rumah ibadah ya sampai harus pakai Monas?" kata Laila.

Baca juga: Monas Siap Dibuka untuk Beragam Kegiatan

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Anies akan menambah poin kegunaan Monas. Pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, pelarangan kegiatan keagamaan di Monas menggunakan beberapa peraturan seperti Keppres No 25 tahun 1995, SK Gubernur DKI Jakarta No 150 tahun 1994 yang diperluas pada SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2014.

"Tidak ada (revisi), cuma penambahan. Kemarin hanya digunakan acara kenegaraan dan lainnya, sekarang ditambahkan boleh acara kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan. Penambahan poin saja," ucap Anies di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2017).

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengubah larangan acara keagamaan di kawasan Monas, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com