Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Warna-warni Lenteng Agung, Upaya Menyalurkan Kreativitas Remaja

Kompas.com - 22/01/2018, 13:03 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Apalagi, warga Lenteng Agung tengah menyelesaikan masalah kenakalan remaja serius yang mewarnai pemberitaan setahun terakhir.

Aksi tawuran dari geng motor terjadi beberapa kali di kawasan Lenteng Agung dan Jagakarsa. Ejekan-ejekan melalui media sosial antar-geng ini kerap berbuah aksi penyerangan ke kampung-kampung di Jagakarsa.

Satya mengatakan, usulan membuat kampung warna-warni ini pun diserahkan kepada remaja dan karang taruna agar mereka memiliki kegiatan yang positif alih-alih mencari musuh.

"Mereka antusias ternyata, pohon-pohon dirapiin, dan juga di dalam lukisan mereka isi tema-tema, ada tembok juga sekarang untuk mereka menulis sendiri cita-citanya mau jadi apa," kata Satya.

Baca juga : Jembatan Kaca Kampung Warna-warni Malang, Unik Seperti di China

Ia meyebut, dari 10 RW di Lenteng Agung, ada tiga RW yang sudah membuat kampungnya warna-warni, yakni RW 001, 004, dan 007.

Kampung warna-warni ini melengkapi pemberdayaan lingkungan yang sudah berjalan di Lenteng Agung.

Di RW 009 misalnya, dijadikan kampung iklim yang memiliki urban farming, bank sampah, dan peternakan yang dilombakan pada tingkat nasional.

Untuk kampung warna-warni, Satya menargetkan, pada pertengahan 2018 semua RW bisa mengikuti dengan kreativitas dan ide masing-masing.

Di RW 008 misalnya, ada perguruan silat dan dilintasi Sungai Ciliwung. Satya mengusulkan agar warga mempercantik kampungnya dengan elemen-elemen kebudayaan dan wisata. Ia berharap Lenteng Agung jadi destinasi wisata yang tak sekedar jadi lokasi selfie.

"Target kami bukan hanya warna-warni tapi di balik itu apa nilai positifnya. Sekarang kami kembangkan beberapa pengerajin tas kami coba kerja sama dengan mereka supaya ketika sudah booming masyarakat tidak sekadar selfie, tetapi punya nilai lebih juga, ada produk," tutur Satya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com