TANGERANG, KOMPAS.com — Mukhmainnah berkomunikasi dengan ayahnya, Syamsudin Ismail, sebelum mobil yang ditumpanginya bersama Putri tertimpa tembok ambrol di Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Senin (5/2/2018).
Syamsudin mengatakan, dirinya dan Mukhmainnah berkomunikasi menggunakan WhatsApp. Muthmainnah menyebut dirinya hendak pulang ke Batusari, Kecamatan Batu Ceper, Tangerang.
"Jam 16.30, dia menginfokan, 'Saya sama Putri, saya bawa payung, di sini gelap, hujan, serem, Pak'," kata Syamsudin menyebutkan pesan yang dikirimkan anaknya itu.
Tak lama dari itu, Syamsudin tak bisa lagi menghubungi Mukhmainnah. Dua jam berselang, ia mulai mengkhawatirkan keberadaan anak sulungnya itu.
Baca juga: Mukhmainmah, Korban Tembok Perimeter Selatan, Belum Tahu Putri Sudah Meninggal
"Dua jam saya tunggu, saya penasaran. Saya kroscek ke temannya (Putri), enggak ada sinyal," kata Syamsudin.
Sampai akhirnya ia melihat berita tentang ambrolnya tembok di Jalan Perimeter Selatan yang menimpa sebuah mobil yang ditumpangi Mukhmainnah.
Syamsudin segera menuju lokasi kejadian untuk mengetahui kondisi anaknya.
Baca juga: Putri Masih Bisa Kontak Fisik Saat Diselamatkan dari Reruntuhan Tembok Perimeter Selatan
"Saya sampai sana pukul 20.00. Kejadiannya 18.00," katanya.
Setelah tertimbun lebih dari 12 jam, tubuh Mukhmainnah dapat dievakuasi dari lokasi kejadian sekitar pukul 07.00, Selasa (6/2/2018).
Saat ini, Mukhmainnah masih dirawat di Unit Gawat Darurat RS Siloam Karawaci, Tangerang. Kondisi kesehatan Mukhmainnah disebut semakin membaik.
Baca juga: Kondisi Terkini Mukhmainnah, Korban Tembok Ambrol di Perimeter Selatan