Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walikota Bekasi Resmikan Kampung Berwarna di Kalibaru

Kompas.com - 08/02/2018, 15:29 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Walikota Bekasi Rahmat Effendi meresmikan proyek percontohan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) atau Kampung Berwarna di Kampung Rawabambu, Kalibaru, Bekasi Kamis (8/2/2018).

Program yang sudah di perkenalkan tahun 2016 itu bertujuan untuk mengurangi jumlah permukiman kumuh dengan meningkatkan kualitas hidup warga perkampungan di Bekasi.

Sebanyak empat RT, yakni 001, 002, 003, 004 di RW 008 Kalibaru dibuat proyek percontohan Kotaku dengan pembenahan seperti pembenahan saluran pembuangan air, paving jalan, dan pewarnaan gang menjadi berwarna-warni.

"Saya berharap warga yang sudah merasakan perubahan di wilayahnya ke depannya akan menumbuhkan karakter budaya bersama-sama menjaga kondisi saat ini. Agar kualitas hidup lebih baik, dan maju," ucap Rahmat.

Baca juga : Kampung Warna-warni Lenteng Agung, Upaya Menyalurkan Kreativitas Remaja

Kalibaru merupakan salah satu dari empat wilayah yang mendapatkan perhatian untuk program Kotaku di 2017 selain Harapan Mulya, Marga Mulya, dan Marga Hayu. Kalibaru sendiri mendapatkan dana Rp 350 juta untuk pengerjaan pembangunan kampung dari total dana sekitar Rp 1,7 miliar dari program Kotaku di 2017.

"Dari pemerintah daerah sendiri juga telah menggelontorkan dana Rp 750 juta per kelurahan untuk program P3BK (Program Pembangunan Partisipatif Berbasis Komunitas)," tambah Rahmat.

Kordinator Kotaku Kota Bekasi Nanang Suroso mengungkapkan tahun ini akan menambah satu wilayah lain yakni Kayuringin. Dana bantuan dari Kementrian PUPR akan bertambah selain dana dari pemerintah kota dan CSR.

"Tahun ini Kalibaru akan mendapatkan Rp 1,65 miliar. Di wilayah lain juga akan bertambah seperti Harapan Mulya Rp 1 miliar, Marga Mulya Rp 500 juta, Marga Hayu Rp 1,65 miliar dan Kayu Ringin Rp 500 juta," ucap Nanang

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi Dadang Ginanjar juga mengharapkan program itu dapat ikut mengurangi jumlah kawasan kumuh di Kota Bekasi. Data tahun 2015, di Kota Bekasi terdapat 43,3 hektar kawasan kumuh yang membutuhkan perhatian.

"Ke depannya kami harapkan seluruh kawasan pemukiman kumuh lepas dari indikator persoalan. Ada tujuh antara lain masalah rumah tidak layak huni, akses sanitasi, akses jaringan jalan, drainase lingkungan, masalah air minum, persampahan dan pencegahan bahaya kebakaran," kata Dadang pada waktu yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com