Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Kali Ciliwung Dihentikan Sementara

Kompas.com - 09/02/2018, 16:57 WIB
David Oliver Purba,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Fikri Abdurahman mengatakan, pengerjaan normalisasi bantaran Kali Ciliwung dihentikan sementara.

Hal itu dilakukan karena Pemprov DKI masih belum membebaskan lahan di sejumlah titik sepanjang bantaran Kali Ciliwung.

"Untuk sampai saat ini iya (normalisasi Ciliwung dihentikan sementara). Namun, jika nanti pemda sudah ada penambahan pembebasan lahan, tidak tertutup kemungkinan (normalisasi Ciliwung) bisa dimulai lagi di 2018 dengan melakukan revisi anggaran," ujar Fikri di Kantor BBWSCC, Jakarta Timur, Jumat (9/2/2018).

Baca juga: Pemprov DKI: Tahun Ini, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Harus Berjalan

Fikri mengatakan, pihaknya bersama Pemprov DKI telah melakukan normalisasi Kali Ciliwung pada 2013-2017. Hasilnya, 16 dari total 33 kilometer (km) aliran sungai sudah dinormalisasi. 

Beberapa wilayah sudah dinormalisasi, tetapi masih harus dibebaskan lahannya.

Contohnya seperti di Bukit Duri, Manggarai, Kebon Baru, Pengadengan, Rawajati, Pejaten Timur, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Bidaracina, Cawang, Cililitan, dan Balekambang.

Baca juga: Ditanya Normalisasi Sungai, Gubernur Anies Jawab Naturalisasi

Ia mencontohkan normalisasi Bidaracina, dari 3 km panjang sungai yang hendak dinormalisasi, baru terealisasi 1,3 km.

Begitu juga dengan normalisasi di wilayah Bukit Duri yang baru terealisasi 2,7 km dari 3,2 km panjang sungai.

Sementara wilayah yang telah selesai dinormalisasi seperti di Gedong sepanjang 2,3 km dan Cikoko sepanjang 380 meter.

Baca juga: DKI Pastikan Normalisasi Sungai dan Relokasi Warga Bantaran ke Rusun

Akibat ketidakpastian pembebasan lahan, pada 2017, BBWSCC terpaksa mengembalikan anggaran Rp 40 miliar yang sebelumnya dianggarkan untuk normalisasi.

"Misalnya di Bukit Duri ini sudah tertangani dan sudah dibuat tanggulnya, tetapi masih ada yang belum. Nah, Bukit Duri cukup berat pembebasan lahannya, karena masalah sangat banyak. Jadi, lahan yang dibebaskan sedikit oleh Pemda DKI," ujar Fikri.

Kompas TV Gubernur DKI Anies Baswedan mengaku warga Jati Padang mayoritas setuju terhadap normalisasi kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com