Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Anies Dicegah Paspampres yang Berujung Permohonan Maaf Panitia

Kompas.com - 20/02/2018, 11:11 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertandingan final Piala Presiden yang berlangsung pada Sabtu (17/2/2018) menyisakan keramaian di media sosial.

Video yang menampilkan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mencegah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk turun mendampingi Presiden menjelang penyerahan piala beredar luas.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi mengatakan, tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden Jokowi yang disiapkan panitia penyelenggara.

"Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," ujar Bey melalui keterangan tertulisnya, Minggu (18/2/2018).

Baca juga: Cegah Anies Dampingi Jokowi, Paspampres Hanya Ikuti Daftar Nama dari Panitia

Bey menyampaikan, mengingat acara tersebut bukan acara kenegaraan, panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh kepala daerah.

Penjelasan dan permohonan maaf panitia

Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden Maruarar Sirait mengatakan, Gubernur Anies memang tidak dimasukkan ke dalam daftar nama pendamping Presiden Jokowi saat penyerahan piala.

Pria yang akrab disapa Ara itu mengira Anies akan turun ke lapangan dan menerima piala bersama para pemain Persija Jakarta di atas podium.

"Tentu logika saya menang Persija, itu harusnya Mas Anies menerima hadiah bersama-sama dengan Persija dari Presiden," ujar Ara, Senin (19/2/2018).

Ara mengaku menyusun sendiri daftar nama pendamping Presiden Jokowi saat itu. Dia mengaku salah karena tak memasukkan nama Anies ke dalam daftar tersebut.

Nama-nama yang mendampingi Jokowi saat penyerahan piala dan menyerahkan hadiah antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto; Menteri Olahraga dan Pemuda Imam Nahrawi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPRD Bambang Soesatyo, dan Ketua DPD Oesman Sapta Oedang.

Baca juga: Tak Masuk Daftar Pendamping Jokowi, Anies Dikira Akan Terima Piala Bareng Persija

Atas insiden tersebut, Ara meminta maaf kepada Anies. Selain itu, politisi PDI-P itu juga meminta maaf kepada Jokowi karena insiden tersebut menimbulkan kegaduhan.

"Saya mohon maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas ketidaknyamanan ini," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Anies enggan menanggapi video yang viral di media sosial tersebut. Baginya, yang paling penting adalah kemenangan Persija.

"Kasihan, petugas (Paspampres) hanya menjalankan tugasnya. Enggak penting apa yang diomongkannya, yang penting Persija menang," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com